Kisah Haru Aremania Lolos dari Maut Usai Terinjak-injak Tapi Teman Meninggal

Kisah Haru Aremania Lolos dari Maut Usai Terinjak-injak Tapi Teman Meninggal

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 04 Okt 2022 12:28 WIB
Puing-puing Saksi Bisu Tragedi Kanjuruhan
Gate Stadion Kanjuruhan saksi bisu ratusan orang tewas terinjak-injak usai ditembaki polisi gas air mata(Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya menyisakan kepedihan mendalam bagi Aremania. Detik-detik bagaimana kekacauan hingga menyebabkan banyak korban jiwa masih teringat dalam pikiran mereka.

Angga (17), salah satu Aremania yang selamat menceritakan ulang betapa kacaunya situasi saat tragedi itu pecah. Ia sendiri selamat setelah dibantu seseorang keluar dari pintu maut. Namun, rekan Angga bernama Ahmad Fajar Khoirul (15) menjadi korban.

Fajar tewas tertindih di pintu maut Stadion Kanjuruhan saat ribuan suporter berdesakan untuk keluar. Ini setelah gas air mata dilepaskan ke arah tribun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyesalan mendalam kini dirasakan Angga. Dia merasa tak dapat menyelamatkan Fajar dari kerumunan itu.

"Saya ditarik orang dalam desak desakan itu sampai lepas dengan teman-teman. Saya tertindih-tindih, terinjak-injak. Ambil napas aja susah, saya pasrah, udah nggak bisa apa apa," kata Angga kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

ADVERTISEMENT

Angga menceritakan, kekacauan berawal saat sejumlah suporter turun ke lapangan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya berakhir. Ia melihat suporter memeluk pemain Arema. Kemudian gas air mata ditembakkan saat ratusan suporter turun ke lapangan.

Melihat situasi seperti itu, Angga merangkul kawan-kawannya, termasuk almarhum Fajar untuk keluar dari stadion. Celakanya, pintu maut stadion tertutup. Genggaman erat tangan Angga kepada Fajar lepas. Di situ lah petaka terjadi.

Dalam kondisi tersebut, Angga bahkan melihat ke arah bawah. Dirinya sedang menindih seseorang. Bahkan Angga menyebut di atas tubuhnya juga ada orang yang sudah tak bergerak, entah pingsan atau sudah tak bernyawa.

"Lalu ada yang manggil, 'mas,mas, mas'. Saya masih bisa melek. Saya minta tolong, 'aku nggak kuat'. Tapi ternyata yang saya tindih itu bilang dan meyakinkan 'kamu bisa'," ungkapnya.

Untuk dapat lepas dari kerumunan itu, Angga diminta seseorang untuk berusaha keras agar dapat lolos.

Namun saat melakukannya, Angga merasakan kakinya sudah kram. Dengan tenaga tersisa, Angga berusaha bangkit dan keluar dari situasi mencekam itu. Angga mengaku melihat orang berbaju polisi tergeletak pingsan di antara kerumunan tersebut.

Angga akhirnya menemukan Fajar. Baca halaman selanjutnya.

"Saat saya bangun, ada polisi yang juga pingsan di situ. Saya akhirnya keluar lewat pintu 9 karena pintu 10 itu sesak," katanya.

Namun saat sudah berada di luar stadion. Angga tak menemui Fajar. Ia bersama beberapa kawannya kemudian masuk lagi untuk mencari Fajar.

Saat ditemukan, Fajar sudah tak bergerak, entah sekarat atau sudah tak bernyawa. Angga dan beberapa kawannya berusaha menolong Fajar.

Mereka kemudian meminta pertolongan kepada sejumlah aparat yang ditemui. Setidaknya, ada 3 aparat yang mereka mintai tolong. Namun upaya mereka tak mendapatkan respon. Angga pun menyesalkan sikap aparat waktu itu.

"Yang saya kecewakan, mengapa mereka (aparat) tak membantu, justru meninggalkan kami," terangnya.

Ketika berhasil membopong Fajar ke mobil ambulans, Angga tak diperbolehkan ikut menemani. Ia pun panik, karena tak mengetahui Fajar akan dibawa ke mana.

"Kami baru tahu Fajar di RS setelah sekitar pukul 03.00 WIB. Setelah keliling mencari," akunya.

Sementara itu, Sumiati, ibu almarhum Fajar mengatakan bahwa dia langsung berangkat menuju rumah sakit saat mendapat kabar anaknya menjadi korban.

Keluarga kemudian membawa pulang jenazah ke rumah duka di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

"Saya sebenarnya sudah pesan agar Fajar berhati-hati saat nonton bola. Tapi kemudian, sampai jam 2 malam kok dia belum pulang. Saya lemas saat dapat kabar itu," kata Sumiati terpisah.

Sebelum meninggal, Sumiati mengaku Fajar tampak berbeda dalam beberapa hari terakhir. Fajar tampak lesu dan sering tidur dan mandi.

"Dia (Fajar) habis sekolah langsung tidur, bangun mandi, habis itu tidur lagi, biasanya nggak gitu," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(abq/dte)


Hide Ads