Malang - Tembakan gas air mata dituding memicu Tragedi Kanjuruhan. Suporter lantas meluapkan protes dan cacian kepada aparat keamanan di tembok Stadion Kanjuruhan.
Foto Jatim
Protes dan Cacian Tragedi Kanjuruhan

Usai tragedi, suporter melakukan protes ke aparat di tembok Stadion Kanjuruhan. Tak jarang mereka mencaci aparat yang menjadi penyebab kematian 125 orang (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Duka suporter memang bisa hilang, tapi bukan untuk duka seorang ibu yang kehilangan anaknya selamanya. Tak sedikit anak-anak dan remaja yang menjemput maut saat Tragedi Kanjuruhan (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Selain, corat-coret protes dan cacian, para suporter juga menempelkan pamflet berisi tulisan "Kemanusiaan di atas semuanya"Β (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Tragedi Kanjuruhan dipicu karena tembakan gas air mata ke arah tribun. Mereka kemudian tak ragu menyebut polisi sebagai pembunuh (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Bukan laga Arema FC Vs Persebaya, tapi suporter menyebut Gas Air Mata Vs Air Mata Ibu (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Penampakan pintu (gate) Stadion Kanjuruhan saksi bisu tragedi paling mematikan dalam sejarah sepakbola Indonesia (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Para suporter dan korban Tragedi Kanjuruhan kini menuntut keadilan. Jika tidak maka tidak akan pernah kedamaian dengan aparat. (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)