Upaya Investigasi Berbagai Pihak Terhadap Tragedi Kanjuruhan

Upaya Investigasi Berbagai Pihak Terhadap Tragedi Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 04 Okt 2022 06:03 WIB
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam, hingga menewaskan 125 orang. Berikut ini potret stadion saat ini.
Suasana Stadion Kanjuruhan pascatragedi laga Derby. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Sejumlah pihak tengah menginvestigasi tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Tidak hanya Polri, Komnas HAM hingga Komisi Disiplin PSSI telah terjun ke lapangan menelusuri fakta, penyebab, serta pihak yang harus bertanggung jawab atas terjadinya tragedi kemanusiaan yang menjadi perhatian dunia itu.

Polri menerjunkan Tim Investigasi terdiri dari Inspektorat Khusus (Irsus) yang dipimpin Irwasum Polri untuk memeriksa para personel yang bertugas saat laga Arema FC vs Persebaya Sabtu lalu.

Selain itu Tim Labfor juga mendalami dan menganalisis sejumlah kamera CCTV yang ada di sejumlah titik. Baik di dalam Stadion Kanjuruhan maupun sejumlah lokasi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mapolres Malang hari ini menyatakan ada sebanyak 28 personel Polri yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.

"Dari hasil pemeriksaan Irsus (inspektorat khusus) Irwasum Polri dan Biro Paminal, update yang perlu saya sampaikan malam hari ini, juga melakukan pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik anggota Polri. Sebanyak 28 personel Polri. Ini masih dalam pemeriksaan," ujar Dedi, Senin (3/10/2022).

ADVERTISEMENT

Sebelumnya Dedi juga menyebutkan bahwa Tim Labfor akan mendalami dan menganalisa 32 CCTV yang berada di sejumlah titik. Baik di dalam Stadion Kanjuruhan maupun sejumlah lokasi lain.

"Labfor mulai tadi malam dan hari ini mendalami dan menganalisa CCTV di 32 titik di Stadion Kanjuruhan dan beberapa lokasi, juga menganalisis 2 DVI" ujarnya di Polres Malang.

Tidak hanya itu, Dedi menjelaskan bahwa Tim Investigasi Tragedi Kanjuruhan telah melakukan langkah pemeriksaan berkaitan dengan pasal 359 dan 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang terluka hingga meninggal.

Dia menyebutkan bahwa tim tersebut telah melakukan pemeriksaan terhadap 20 orang saksi. Hasil dari pemeriksaan tersebut telah membawa tim investigasi melakukan gelar perkara dan meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan.

"Dari hasil pemeriksaan itu tim melakukan gelar perkara. Dari hasil gelar perkara, meningkatkan status dari penyelidikan sekarang statusnya menjadi penyidikan. Tim akan bekerja secara maraton," ujarnya.

Kadiv Humas Polri itu juga memastikan bahwa sesuai perintah presiden Kapolri sudah meminta Tim Investigasi bekerja secara cepat dan tepat dalam mengungkap terjadinya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang korban.

"Unsur ketelitian, kehati-hatian, dan juga proses pembuktian secara ilmiah juga menjadi standar tim ini bekerja," katanya.

Investigasi oleh Komnas HAM dan Komdis PSSI. Baca di halaman selanjutnya.

Tidak hanya Polri yang menerjunkan Tim Labfor untuk mengumpulkan bukti video dari CCTV, Komnas HAM yang terjun ke Malang mengaku telah mengantongi sejumlah video dan dokumen terkait Tragedi Kanjuruhan dari Aremania.

"Kami dikasih video, voice note, dikasih dokumen, dan lain-lain. Kami juga sudah berkomunikasi dengan anggota keluarga," ujar Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan di Markas Arema FC Malang, Senin (3/10/2022).

Ia menambahkan, Aremania meminta Komnas HAM agar mengusut Tragedi Kanjuruhan secara objektif. Banyak keluarga yang hancur karena kehilangan orang-orang tersayang buntut kerusuhan itu.

"Kita datang ke rumah keluarga korban, kita datang ke rumah sakit dan kita datang ke Stadion Kanjuruhan untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya seperti apa," imbuhnya.

Anam mengungkapkan bahwa Komnas HAM memberikan atensi khusus atas tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Komnas HAM bahkan menurunkan Tim besar untuk mengusut tuntas peristiwa yang memakan ratusan korban jiwa itu.

"Tim yang turun lumayan besar, tim ini langsung saya yang pimpin. Biasanya saya bawa tim besar seperti ini ketika ada kasus besar sekali. Tidak perlu saya sebutkan berapa jumlahnya," ujar Choirul.

Sementara pada saat yang bersamaan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI juga telah datang ke Malang untuk melakukan penyelidikan. Tempat pertama yang dikunjungi tim yang dipimpin Erwin Tobing selaku Ketua Komdis PSSI itu adalah Stadion Kanjuruhan.

Pantauan detikJatim, Tim Komdis PSSI mengamati detail tribun selatan yang diduga memicu jatuhnya banyak korban dalam tragedi itu pada Sabtu (1/10). Tak hanya menyisir area tribun, Komdis juga meneliti empat akses pintu keluar yakni pintu 13, 12, 11, dan 10.

Erwin mengatakan, pihaknya datang ke Kanjuruhan untuk menginvestigasi bagaimana pelaksanaan pertandingan hingga mengakibatkan kerusuhan dan jatuhnya korban.

"Kami mau lihat situasi di sini untuk melakukan investigasi pelaksanaan pertandingan," kata Erwin ditemui di lokasi.

Erwin mengakui dalam proses investigasi Komdis PSSI tidak hanya akan menyelidiki lokasi tribun tetapi juga menemui sejumlah saksi mata saat tragedi Kanjuruhan terjadi.

"Kami juga akan mencari narasumber baik itu Aremania, pedagang, pengawas pertandingan, wasit, untuk mencari tahu apakah panpel melakukan pertandingan sesuai dengan standar?" Tegasnya.

Sejumlah hal akan ditelusuri, terutama terkait kejelian panpel berkaitan detail perencanaan dan pelaksanaan pertandingan. Termasuk tentang pengelolaan pintu tribun.

"Apakah dia (Panpel) jeli, bagaimana pintu ini, apakah berfungsi. Akan kita lihat semua. Karena melaksanakan pertandingan harus dengan rencana baik dan disiapkan dengan baik. Apabila terjadi sesuatu bisa antisipasi langkah keluarnya," katanya.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)


Hide Ads