Laga Derby Jawa Timur Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir dengan tragedi. Ratusan suporter tewas karena kehabisan napas dan terinjak-injak di tengah kepanikan ribuan massa.
Salah satu Aremania yang saat itu hadir Rangga menyatakan kesaksiannya ketika melihat langsung para personel kepolisian menembakkan gas air mata langsung ke tribun hingga mengenai penonton.
Semua terjadi usai sejumlah penonton turun ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan usai tim kesayangannya kalah dengan rival utama Persebaya. Bentrok suporter dengan petugas dijawab dengan tembakan gas air mata.
Rangga mengaku sangat kecewa karena saat bentrok itu aparat menembakkan gas bukan hanya di lapangan tapi juga ke tribun yang masih ramai suporter. Padahal ada cara lain yang bisa dilakukan aparat selain dengan gas air mata.
"Sebenernya kan masih ada Water Canon. Lebih baik. Bukannya gas air mata. Waktu itu saya lihat sendiri yang ditembak itu bukan di tengah lapangan," ujarnya kepada detikJatim, Minggu (10/9/2022).
Rangga mengingat total ada 5 tembakan gas air mata yang dilepaskan oleh aparat keamanan. Dari 5 kali tembakan itu ada 3 gas air mata yang ditembakkan hingga jatuh ke dekat tribun untuk menghalau penonton. Sedangkan 2 lainnya diarahkan langsung ke tribun yang masih penuh penonton.
Rangga menyebutkan detailnya. Dia melihat ada 1 gas air mata yang jatuh di antara tribun 2 dan 4. Selain itu ada 2 gas air mata yang jatuh di antara tribun 10 hingga 13. Lalu ada 2 gas air mata yang ditembakkan dan langsung terjatuh ke tribun 12 dan tribun 14 yang masih penuh penonton.
"Gas air mata ini ditembakkan ke tribun. Saya lihat sendiri di tribun 12 dan 14 itu langsung mengenai kerumunan. Seharusnya itu kan ke udara," terangnya.
Gas air mata yang ditembakkan itu sontak membuat para suporter panik dan berhamburan. Ia juga melihat ada beberapa aparat yang menendang dan memukul suporter.
"Saya yang duduk di VIP juga kerasa pedas dan peri di mata. Padahal VIP tidak ditembak gas air mata, hanya kena asapnya saja. Bayangkan yang langsung ditembak ke kerumunan bagaimana rasanya? Mereka berhamburan panik dan bisa dibayangkan pintu keluar tribun itu kecil," kata Rangga.
Janji Kapolri selidiki tembakan gas air mata ke tribun Stadion Kanjuruhan. Baca di halaman selanjutnya.