7 Penyakit yang Timbul dari Konsumsi Daging Kurban yang Tidak Higienis

7 Penyakit yang Timbul dari Konsumsi Daging Kurban yang Tidak Higienis

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 09 Jun 2025 03:00 WIB
Ilustrasi Mengolah Daging
ILUSTRASI MASAK DAGING. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Daging kurban menjadi hidangan utama saat Idul Adha. Namun, di balik kelezatan sate, gulai, hingga tongseng, ada ancaman tersembunyi yang mengintai jika daging tidak ditangani dengan baik, yaitu risiko penyakit akibat kontaminasi bakteri dan parasit.

Kebanyakan masyarakat fokus pada rasa dan keempukan daging, namun sering lupa soal kebersihan dan keamanan pangan. Mulai dari proses penyembelihan, penyimpanan, hingga pengolahan, jika tidak dilakukan dengan higienis, bisa memicu masalah kesehatan serius.

Padahal, mengonsumsi daging kurban yang tidak diolah dengan higienis bisa menimbulkan berbagai penyakit serius, terutama jika daging tidak dimasak dengan matang atau terkontaminasi sejak proses penyimpanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyakit karena Makan Daging Kurban

Mulai dari keracunan makanan, cacingan, hingga infeksi berbahaya seperti Hepatitis E dan toksoplasmosis, semua bisa terjadi akibat daging tidak diolah dengan benar. Berikut beberapa penyakit yang bisa timbul akibat konsumsi daging kurban yang tidak higienis, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

1. Keracunan Makanan (Foodborne Illness)

Keracunan makanan disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Campylobacter yang berkembang biak pada daging yang tidak disimpan dengan benar, tidak dimasak matang, atau terkontaminasi silang saat proses pengolahan.

ADVERTISEMENT

Umumnya gejala muncul dalam waktu 6-72 jam setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi. Gejala meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, demam, hingga dehidrasi berat. Pada kasus parah, terutama untuk lansia, anak-anak, dan penderita imun lemah, bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal.

2. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang hidup dalam daging mentah atau setengah matang, terutama organ dalam seperti hati, paru, dan limpa. Penularan terjadi saat manusia mengonsumsi daging yang terinfeksi tanpa dimasak hingga matang.

Sebagian besar orang sehat tidak menunjukkan gejala, atau hanya mengalami demam ringan, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, pada ibu hamil, infeksi ini bisa menembus plasenta dan menyebabkan keguguran, lahir prematur, atau bayi cacat. Orang dengan daya tahan tubuh lemah juga berisiko mengalami komplikasi serius pada otak dan mata.

3. Cacingan (Helminthiasis)

Cacing pita seperti Taenia saginata (pada daging sapi) atau Taenia solium (pada daging babi) bisa masuk ke tubuh manusia jika daging tidak dimasak hingga benar-benar matang. Telur cacing yang tertelan akan berkembang menjadi larva dan hidup di usus manusia.

Gejala bisa muncul secara bertahap, seperti gangguan pencernaan, kembung, sakit perut, penurunan berat badan, dan rasa lapar berlebihan. Dalam kasus berat, infeksi dapat menyebabkan anemia, kelelahan kronis, dan gangguan sistem saraf jika larva menyebar ke organ lain (misalnya otak).

4. Kolera dan Disentri

Daging yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae (penyebab kolera) atau Shigella (penyebab disentri) dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan. Sumber kontaminasi biasanya berasal dari air atau alat masak yang tidak bersih.

Kolera ditandai dengan diare berair parah, muntah, dan dehidrasi cepat, sedangkan disentri umumnya ditandai dengan diare berdarah, nyeri perut hebat, dan demam. Kedua kondisi ini dapat membahayakan jiwa jika penderita tidak segera mendapat cairan dan pengobatan.

5. Hepatitis E

Virus Hepatitis E (HEV) dapat ditularkan melalui konsumsi organ dalam hewan yang tidak dimasak matang, terutama hati. Virus ini menyerang organ hati manusia dan ditularkan secara oral-fekal.

Penderita biasanya mengalami kulit dan mata menguning (jaundice), mual, kelelahan, nyeri di bagian kanan atas perut, dan urine berwarna gelap. Pada sebagian besar orang, penyakit ini bisa sembuh sendiri, namun pada ibu hamil, Hepatitis E bisa sangat fatal, bahkan menyebabkan kematian ibu dan janin.

6. Listeriosis

Listeriosis adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini bisa berkembang di daging yang disimpan dalam suhu yang tidak tepat, terutama dalam kulkas yang suhunya kurang dari ideal atau pada daging olahan seperti sosis dan daging asap.

Gejalanya mencakup demam, menggigil, nyeri otot, gangguan pencernaan, dan leher kaku. Pada kasus berat, bakteri bisa menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis. Ibu hamil, bayi baru lahir, lansia, dan orang dengan imun lemah adalah kelompok yang paling rentan.

7. Botulisme

Botulisme disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum, terutama jika daging diawetkan atau dikalengkan tanpa standar keamanan pangan. Racunnya sangat kuat dan bisa menyerang sistem saraf manusia.

Gejala awal berupa kelemahan otot, penglihatan kabur, sulit berbicara dan menelan, lalu berkembang menjadi kelumpuhan otot pernapasan yang bisa berujung fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Meski jarang, kasus botulisme adalah keadaan darurat medis yang serius.




(auh/irb)


Hide Ads