Menunggu waktu berbuka puasa paling asyik ngabuburit sembari berburu takjil. Di Mojokerto, ada 4 lokasi berburu takjil yang recommended. Di sini, menyediakan berbagai makanan dan minuman tradisional hingga kekinian.
Sentra takjil bisa dijumpai di Jalan Benteng Pancasila, Jalan Semeru, Jalan Ketidur-Surodinawan dan Jalan Perumahan Surodinawan, Kota Mojokerto. Di empat lokasi ini, para pedagang kaki lima (PKL) menjajakan aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa sejak pukul 15.00 WIB.
Di Jalan Perumahan Surodinawan misalnya, ratusan PKL berjajar memajang dagangan masing-masing di sisi kiri dan kanan jalan. Mereka menjual beragam menu berbuka puasa. Mulai dari takjil tradisional hingga yang modern dan jajanan hingga makanan berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti papeda, mie dan nasi goreng, es oyen, es mutiara madu, salad buah, gorengan, es manado, botok dan pepes, sayur sup, sosis bakar, es permen karet, otak-otak, tape ketan, mie ayam, gempo, tiwul, klanting, nasi jagung, nasi krawu, teh poci, sari kedelai, soto ayam, sate ayam dan tahu.
Juga ada aneka kue basah, sate telur puyuh, sempol, cimol, aneka jus buah, pizza, es boba, siomai, es campur, kentang tornado, es wawan, nasi pecel, urap-urap, manisan buah, es jagung, es kopyor, susu sapi, pempek, molen, pisang aroma, bakpao, jamu tradisional, es cincau, es tebu, aneka buah, batagor, es pelangi dan es oyen.
Ramainya pembeli setiap sore membuat jalanan ini selalu padat bak pasar tradisional. Fenomena ini terjadi selama Ramadan saja. Bulan suci umat muslim itu menjadi momen mengais rezeki sebanyak-banyaknya bagi para PKL dadakan tersebut.
Seperti yang dilakukan Tika (34), warga Kelurahan Surodinawan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Di luar Ramadan, ibu dua anak ini bekerja di toko roti. Ia beralih jualan es mutiara madu selama bulan puasa. Ramadan tahun ini keempat kalinya ia mangkal di Jalan Perumahan Surodinawan.
"Karena ini kan usaha saya sendiri, kalau jualan roti itu ikut orang dengan gaji bulanan," kata Tika kepada detikJatim di lokasi, Kamis (7/4/2022).
Tika membuka lapaknya mulai pukul 14.00 WIB sampai waktu berbuka puasa tiba. Ramainya pembeli selama Ramadan membuatnya mampu menjual 35 bungkus es mutiara madu per hari. Es buatannya itu ia jual Rp 6.000 per bungkus.
"Rata-rata keuntungan bersih ya Rp 105 ribu per hari. Alhamdulillah bisa untuk belikan baju lebaran anak-anak saya," terangnya.
Masayu Khoirun Nisa (24) juga memilih banting setir dari jualan camilan menjadi pedagang salad buah selama Ramadan. Gadis asal Brangkal, Sooko, Mojokerto ini memilih buka lapak di Jalan Perumahan Surodinawan sejak awal bulan puasa.
"Karena di sini lokasinya ramai, banyak orang ngabuburit sambil berburu takjil," ungkapnya.
Selain itu, Jalan Ketidur di Kelurahan Surodinawan juga menjelma menjadi sentra takjil selama Ramadan. Para PKL dadakan di lokasi ini biasa buka sejak pukul 15.00 WIB. Salah satunya Priyo Santoso (30), pedagang es oyen.
Di luar bulan puasa, bapak dua anak ini bekerja sebagai tukang sandal. Ia beralih jualan es oyen lantaran akhir-akhir ini garapan sandal sedang sepi. Beruntung dagangannya rata-rata laku 25 bungkus selama Ramadan.
"Alhamdulillah pembeli lumayan ramai. Keuntungan bersih Rp 100 ribu per hari bisa untuk lebaran," tandasnya.
(hil/sun)