Mengais Rezeki di Jalan Ibrahim Adjie, Tempat Berburu Takjil di Garut

Mengais Rezeki di Jalan Ibrahim Adjie, Tempat Berburu Takjil di Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 05 Mar 2025 09:00 WIB
Suasana sore hari bulan Ramadan di Jalan Ibrahim Adjie yang estetik di Garut
Suasana sore hari bulan Ramadan di Jalan Ibrahim Adjie yang estetik di Garut. (Foto: Hakim Ghani)
Garut -

Jalan Ibrahim Adjie Kabupaten Garut berubah fungsi menjadi tempat berburu takjil yang estetik selama Ramadan. Disebut estetik, karena selain banyak menu yang tersedia, juga pemandangannya memesona.

Kawasan bernama lengkap Jalan Letjen Ibrahim Adjie ini, berlokasi di Kecamatan Tarogong Kaler. Membentang sepanjang 6 kilometer dari perempatan Gobing hingga Jalan Raya Samarang.

Di salah satu sudutnya, sekitar satu kilometer mulai dari kawasan Rancabango hingga Jalan Raya Samarang, di bulan puasa ini berubah fungsi menjadi tempat berburu takjil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat ini, bukan tempat berburu takjil biasa. Lebih dari itu, Jalan Ibrahim Adjie menjadi salah satu tempat yang spesial untuk ngabuburit, bagi warga perkotaan Garut dan sekitarnya.

Sebab, selain banyaknya pedagang yang menjajakan barang dagangannya, Jalan Ibrahim Adjie juga terkenal dengan pemandangan alamnya yang sangat memesona.

ADVERTISEMENT

Jalan Ibrahim Adjie dikelilingi pegunungan di kiri, kanan, depan hingga belakangnya. Gunung Guntur, Cikuray, Papandayan hingga Sagara, terlihat jelas dari sini.

Suasana indah khas pedesaan yang tersaji didukung dengan hamparan sawah yang masih membentang. Meskipun kini sudah banyak berdiri bangunan tinggi, tapi pemandangannya tak lekang.

Maka tak heran, jika banyak warga yang menyempatkan diri untuk datang ke sini. Untuk hanya sekadar ngabuburit menunggu waktu berbuka, ataupun berburu takjil di sana.

Bukan hal yang baru sebenarnya, jika melihat pedagang kaki lima mangkal di lokasi ini. Sebab, di momen biasa juga, setiap hari Minggu pagi mereka berjualan di sana.

"Bedanya kalau bulan puasa kita hampir setiap hari, sorenya jualan. Kalau hari biasa Minggu saja," ungkap Hendi (28), pedagang dimsum saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (4/3/2025) sore.

Hendi menyebut, berkah Ramadan selalu berbeda jika dibanding hari biasa. Dia tak memungkiri jika dagangannya lebih laris jika dibanding berjualan hari biasa, di tempat yang sama.

"Alhamdulillah dua kali lipat suka nyampai. Karena orangnya lebih ramai. Setiap hari lagi, meskipun terkadang sepi karena hujan," katanya.

Senada dengan Hendi, hal yang sama juga dirasakan Yusuf, pedagang bakso kecil atau bacil. Lelaki 38 tahun itu biasanya berjualan di sekolahan. Kini dagangannya lebih laris dijajakan di Jalan Ibrahim Adjie saat Ramadan.

"Ada lah peningkatan (penghasilan). Tapi sebanding dengan pengeluaran karena kalau puasa harus beli ini dan itu untuk anak-istri," kata pria yang akrab disapa Ucup itu.

Di tempat ini, ada beragam jajanan hingga makanan yang dijual. Mulai dari ubi Cilembu yang masih panas, hingga jajanan kekinian seperi mochi dan pentol yang dijajakan para pedagang.

Ada juga beragam menu menyegarkan khas Ramadan, macam kolak, candil, sekoteng hingga es teler. Rata-rata makanannya dijual dengan harga tak sampai 20 ribu rupiah.

Warga di kawasan ini, sangat terhibur dengan adanya Jalan Ibrahim Adjie, yang memiliki pemandangan indah, khususnya di bulan Ramadan. Sebab, meraka tak perlu jauh-jauh ke pusat perkotaan untuk bisa ngabuburit.

"Kalau dulu sebelum ada jalan ini selalu ke Pengkolan (pusat perkotaan Garut) kalau mau ngabuburit murmer sambil beli takjil. Sekarang di sini juga sudah enak," ucap Dila (25).




(sud/sud)


Hide Ads