Mengolah limbah industri sepatu kulit butuh cost yang tinggi. Di tangan siswa jurusan Kriya Kulit SMKN 12 Surabaya, limbah sepatu kulit menjadi produk merchandise seperti gantungan kunci.
Sesuai jurusan yang mereka pelajari, para siswa kelas 11 ini mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan pembuatan gantungan kunci mulai awal sampai menjadi suatu produk siap pakai.
Mulai dari pemotongan bahan, proses penjahitan, perekatan, hingga memberi emboss atau teknik memproses cetak efek timbul di bagian tertentu pada permukaan kertas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kompetensi Keahlian Kriya Kulit SMKN 12 Firmansyah mengatakan sebelum memproduksi merchandise secara massal, pihaknya telah mengajukan contoh gantungan kunci ke perusahaan sepatu kulit lokal.
"Kerja sama dalam bentuk pembuatan merchandise ini yang pertama. Ada 18 dari 31 siswa dalam project ini yang dilibatkan. Mereka dari kelas 11," ujar Firmansyah ditemui detikJatim di SMKN 12 Surabaya, Jumat (20/10/2023).
Firmansyah mengatakan para siswa membuat 200 gantungan kunci dengan target pembuatan merchandise tuntas pada pekan ini. Selanjutnya gantungan kunci itu akan dipamerkan.
![]() |
"Bisa cepat ketika prototipe sudah approval. Biar bisa cepat kami pesan pisau pound. Jadi, untuk proses memotong untuk 100 produk dalam 1 hari. Jadi, kalau dua jenis produk bisa 2-3 hari untuk proses potong. Targetnya pekan ini selesai," jelasnya.
Brand sepatu kulit lokal yang telah bekerja sama dengan SMKN 12 adalah Jim Joker. Dengan kerja sama ini Firmansyah berharap banyak perusahaan melirik SMKN 12 untuk kerja sama pembuatan produk berbahan baku kulit.
"Harapannya ada terus kerja sama dengan brand lokal untuk anak dalam negeri karena kami salah satu penyuplai tenaga kerja. Jadi, anak-anak punya kompetensi keahlian di bidang kriya kulit. Saat kami mampu mengerjakan produk brand artinya anak-anak punya skil yang bisa dimanfaatkan dan terpakai di industri," harapnya.
Baca juga: Pabrik Sepatu di Mojokerto Kebakaran |
Sementara Merketing Manager Jim Joker, Samuel Adidharma Lukito mengatakan awal mula kerja sama dengan SMKN 12 diawali pameran dan kebutuhan membuat cendera mata bagi pengunjung yang mampir ke stand Jim Joker.
Kemudian terpikir membuat merchandise dari sisa bahan kulit yang tidak layak untuk diproduksi sebagai sepatu buatannya.
"Dari sisa produksi alas kaki kami menemukan banyak limbah yang nggak bisa dipakai produksi karena susah dijadikan sepatu dan sandal. Jadi, kami cari cara. Ketemulah SMKN 12 yang bersedia kerja sama," kata Samuel.
Dia menjelaskan kerja sama dengan sekolah ini pertama kali dilakukan. Tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan produk yang baru dan bisa dipasarkan serta menghasilkan profit untuk siswa.
"Ini baru pertama kami inisiasi program kerja sama. Cari yg mudah dulu, dilihat gimana kelanjutannya, apakah produk bisa jangka panjang. Sekarang masih gantungan kunci mungkin ke depan bisa produk model lain," pungkasnya.
(dpe/iwd)