Peletakan batu pertama dilakukan Bupati Ikfina di lahan bekas SDN Mojosari yang selama ini menjadi fasilitas rawat jalan RSUD Prof dr Soekandar. Nampak Direktur RSUD Prof dr Soekandar, dr Djalu Naskutub mendampinginya. Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rokhmat Rokhmawan dan para pejabat lainnya.
Seremoni peletakan batu pertama oleh Ikfina menandai dimulainya pembangunan IGD dan Poliklinik Terpadu di RSUD Prof dr Soekandar. Pagu anggaran proyek ini mencapai Rp 83.036.800.000. Terdiri dari pagu IGD Terpadu Rp 43.100.000.000 dan pagu Poliklinik Terpadu Rp 39.936.800.000.
Namun setelah melalui lelang, nilai kontrak pembangunan 2 gedung tersebut turun menjadi Rp 69.813.165.000. Terdiri dari IGD Terpadu Rp 35.876.336.000 yang dimenangkan PT Pulau Intan Perdana dan Poliklinik Terpadu Rp 33.936.829.000 dimenangkan PT Suramadu Nusantara. Sehingga efisiensi anggaran mencapai Rp 13.223.635.000.
Anggaran pembangunan IGD Terpadu bersumber dari RSUD Prof dr Soekandar selaku Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sedangkan pembangunan Poliklinik atau instalasi rawat jalan terpadu sumbernya dari APBD Pemkab Mojokerto tahun 2023 Rp 19.936.800.000 dan BLUD RSUD Prof dr Soekandar Rp 14.000.029.000.
Bupati Ikfina mengatakan, pembangunan Poliklinik dan IGD terpadu RSUD Prof dr Soekandar bagian dari 10 paket strategis tahun 2023. Paket strategis tersebut ditetapkan sesuai dengan Perda Kabupaten Mojokerto nomor 9 tahun 2021 tentang RPJMD tahun 2021-2026. Yakni menjadi salah satu upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Mojokerto.
"Pembangunan IGD Terpadu dan Poliklinik Terpadu ini untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat dengan sarana dan prasarana terbaik," kata Ikfina di lokasi, Kamis (25/5/2023).
Bupati dengan latar belakang dokter ini menjelaskan, proyek Poliklinik dan IGD Terpadu RSUD Prof dr Soekandar didampingi Kejaksaan Negeri dan Polres Mojokerto. Pendampingan sejak tahap perencanaan itu diharapkan ikut membantu pembangunan gedung yang berkualitas.
Menurut Ikfina, pembangunan gedung IGD dan Poliklinik Terpadu untuk meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan di RSUD Prof dr Soekandar. Proyek ini menjadi bagian mewujudkan visi Kabupaten Mojokerto maju adil dan makmur melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM.
Visi tersebut dijabarkan dalam misi yang salah satunya mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil dan produktif yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Sebab peningkatan kualitas sarana dan prasarana di RSUD Prof dr Soekandar untuk memberi layanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
"Pelayanan yang aman, nyaman dan memuaskan merupakan suatu keniscayaan. Sehingga terwujud pelayanan yang hebat, pembangunan pesat, masyarakat sehat," jelasnya.
Pembangunan IGD terpadu, lanjut Ikfina, diharapkan membuat RSUD Prof dr Soekandar mampu memberi layanan cepat dan tepat kepada semua pasien. Karena kecepatan dan ketepatan menjadi kunci layanan prima. Begitu pula dengan Poliklinik Terpadu yang nantinya juga dilengkapi kamar mandi, ruang tunggu, pojok informasi, pojok laktasi, tempat ibadah, serta fasilitas untuk pasien berkebutuhan khusus.
Tidak hanya itu, Ikfina juga meresmikan Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM) RSUD Prof dr Soekandar. Fasilitas ini untuk meningkatkan kecepatan di layanan pendaftaran pasien. Karena pasien bisa mendaftar online melalui Aplikasi Mobile JKN untuk mengakses layanan poliklinik di rumah sakit milik Pemkab Mojokerto ini. Sehingga pasien tak perlu lagi mengantre di loket pendaftaran.
"RSUD Prof dr Soekandar akan menjadi rumah sakit Tipe B Pendidikan dengan kualitas pelayanan terbaik di Kabupaten Mojokerto," ujarnya.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung IGD dan Poliklinik Terpadu sekaligus menjadi puncak HUT RSUD Prof dr Soekandar ke-23. Direktur RSUD Prof dr Soekandar, dr Djalu Naskutub menambahkan, gedung IGD Terpadu akan dibangun seluas 18x44,3 meter persegi dengan konsep one stop services.
Gedung 4 lantai tersebut bakal dilengkapi layanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), radiologi, pemeriksaan laboratorium, serta ruangan operasi pasien gawat darurat (OK Emergensi). Sehingga pasien tak perlu mondar-mandir untuk mengakses berbagai layanan tersebut.
Sedangkan Poliklinik Terpadu dibangun seluas 18x56 meter persegi dengan 4 lantai. Semua klinik reguler di RSUD Prof dr Soekandar akan ditempatkan di satu gedung tersebut. Mulai dari poliklinik medical check up, anak, anestesi, bedah anak, bedah digestif, bedah saraf, bedah umum, endoskopi, gigi, gizi, jantung, kulit, mata, obgyn, onkologi, ortopedi, paru, dalam, psikiatri, rehab medis, saraf, THT, umum, urologi, serta VCT.
Menurut dr Djalu, proyek IGD dan Poliklinik Terpadu ditargetkan selesai dalam 7 bulan ke depan atau akhir November 2023. "Kami mohon dukungannya dari semua pihak agar pelaksanaan pembangunan selama 7 bulan ke depan bisa berjalan lancar tanpa hambatan dan bisa selesai tepat waktu. Sehingga di akhir tahun nanti bisa kami gunakan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat," tandasnya. (akd/ega)