Sangat menyenangkan melakukan hal yang mustahil. Sepenggal kalimat motivasi dari Walt Disney tersebut pantas disematkan kepada Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Mayoritas warga yang menggantungkan harapan hidup dari sektor pertanian, sebelumnya tak pernah membayangkan bahwa desanya kini menjelma jadi desa wisata yang luar biasa.
Semua cerita indah itu dipupuk bersama sejak 2018. Berawal dari kegelisahan sang kepala desa, Anang Mustofa. Saat dirinya terpilih, desa yang dipimpinnya belum punya lapangan sepakbola yang representatif.
"Sebelum punya lapangan sepakbola, kami itu sewa tanah warga. Kebetulan kami punya lahan di pinggir jalan, di utara Balai Desa. Lalu kami berpikir kenapa tidak dialihfungsikan dan dimanfaatkan untuk lapangan sepakbola permanen, karena di desa juga ada sekolah sepakbola yang potensial," cerita Anang kepada detikJatim, Jumat (30/9/2022).
Anang kemudian berembuk dengan seluruh elemen yang ada di desa. Saat itu Anang berpikir tidak hanya membangun fasilitas olahraga, tapi juga dilengkapi dengan ruang terbuka hijau yang bisa dikunjungi banyak orang. Bukan cuma warga Desa Kendalbulur, tapi juga masyarakat umum secara lebih luas.
Anang ingin menyulap desanya menjadi desa wisata. Ide awal yang hanya ingin punya lapangan sepakbola, kemudian berkembang menjadi 'liar' untuk membangun sebuah desa wisata.
"Pembuatan desa wisata ini memang masuk dalam visi dan misi saya sebelum terpilih sebagai kepala desa. Sehingga saat sudah jadi kepala desa, kami masukkan ke dalam RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa)," imbuh Anang.
Namun, Anang mengakui, ide tersebut tak langsung diterima begitu saja. Banyak warga yang pesimistis.
"Di RPJMDes itu ada musyawarah desa, tantangan kami waktu itu memberikan pemahaman ke masyarakat. Warga juga sempat bertanya, 'mungkin kah membuat destinasi wisata di desa ini?'" kata Anang.
Warga menilai, membangun desa wisata itu adalah ide yang mustahil. Maklum saja, secara geografis, Desa Kendulbulur tidak punya potensi alam yang bisa menunjang sektor pariwisata.
"Kami itu tidak punya potensi alam seperti gunung, laut, mungkin juga air terjun. Potensi desa itu pertanian, mayoritas petani. Dari 244 hektare, 70 persennya ini adalah sektor pertanian," urai Anang.
Setelah berembuk, semua pun sepakat. RPJMDes yang diketok itu membuahkan hasil bahwa desa tak hanya membangun lapangan sepakbola, namun juga dilengkapi taman desa yang menjadi tempat rekreasi keluarga.
Akhirnya, program desa tersebut mulai berjalan pada 2020. Desa Kendalbulur membuka destinasi wisata bernama Nangkula Park.
"Meskipun belum sempurna, alhamdulillah destinasi wisata yang kami bangun ini tidak hanya dikunjungi warga Tulungagung saja, tapi juga luar Tulungagung," kata Anang.
Nangkula Park sendiri mempunyai beragam keunggulan. Salah satu yang membuat betah wisatawan adalah warna-warni bunga celosia.
"Kalau orang Jawa dulu menyebutnya bunga Jengger, bahasa latinnya celosia. Itu kami budi dayakan di sini sebagai tematik," ucap Anang.
Anang mengatakan, Nangkula Park dibangun sesuai dengan selera kekinian. Sangat Instagramable. Pihaknya menyediakan beberapa spot untuk berswafoto.
Selain bunga celosia, Nangkula Park juga mempunyai tugu keris. Menurut Anang, tugu keris tersebut dibangun sebagai identitas kearifan lokal dan untuk menghormati warisan leluhur.
"Sehingga, kalau ada anak-anak TK maupun PAUD berwisata ke sini jadi tahu, ini lho keris sebagai warisan leluhur bangsa kita," katanya.
Ada peran besar Pemprov Jatim di balik pembangunan Desa Wisata Nangkula. Baca di halaman selanjutnya!
(hil/dte)