Minyak jelantah menjadi bagian dari sampah rumah tangga. Keberadaan minyak goreng bekas pakai ini pun biasanya kerap dibuang begitu saja.
Namun, di tangan Alexander Soegio (32) bersama rekan-rekannya, minyak jelantah ternyata bisa bermanfaat. Mereka mengubahnya menjadi biodiesel sebagai bahan bakar perahu atau kapal nelayan.
Usaha yang baru dirintis sejak Agustus 2019 ini terletak di Jalan Perusahaan Raya Nomor 8, Bodosari, Tanjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Produk buatan Alexander ini diberi nama Zerolim.
Pengelolaan minyak jelantah sebelumnya dilakukan oleh para mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang yang mengikuti lomba kewirausahaan mahasiswa Indonesia. Ketika mereka melihat permasalahan lingkungan, ternyata memiliki peluang ekonomi jika dapat dikelola dengan baik.
"Kemudian kita kembangkan karena memiliki potensi nilai ekonomis dengan cara perolehan minyak jelantahnya melalui digitalisasi bank sampah, sekaligus menekan pencemaran lingkungan," kata Alexander kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).
Minyak jelantah diperoleh mulai dari skala rumah tangga, restoran, kafe hingga home industry, yang kemudian dikelola dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat dapat menyetorkan minyak jelantah di bank sampah Zerolim yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone melalui Playstore atau Appstore. Saat ini sudah ada 1.500 pengguna aktif dari 5.000 pengunduh yang memanfaatkan layanan aplikasi tersebut.
Pengguna terlebih dahulu mendaftar dengan login menggunakan nomor HP dan memasukkan kata sandi. Selanjutnya atur lokasi penjemputan melalui menu penjemputan dan kemudian tekan konfirmasi Pahlawan untuk mencari pengantar di sekitar wilayah tersebut.
Bagaimana penggunaan aplikasi tersebut? Simak di laman berikutnya!
(hil/dte)