Sampah plastik menjadi masalah di mana-mana. Sehingga, dibutuhkan berbagai upaya dari berbagai pihak untuk menanggulanginya.
Dua remaja asal Pasuruan, Nouvel Zabadi (22) dan Muhamad Bustanul Ulum (22) ini bisa menjadi inspirasi. Pemuda Kelurahan Tambaan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, ini mengonversi sampah plastik di lingkungannya menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bersama pemuda lain, Nouvel dan Ulum mengumpulkan sampah di pantai, maupun langsung dari rumah tangga. Sampah plastik kemudian dicuci bersih dan dijemur kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah plastik bersih dan kering, kemudian dimasukkan ke mesin pirolisis untuk diproses menjadi BBM.
"Setiap 30 kilogram sampah bisa menghasilkan 7 liter BBM. Yakni 5 liter solar, 1 liter premium dan 1 minyak tanah," kata Nouvel, Rabu (1/6/2022).
Menurut Nouvel, proses pemanasan sampah plastik hingga menjadi BBM dibutuhkan waktu 4 hingga 5 jam. Konversi sampah plastik menjadi BBM paling lama pada tahap pembersihan dan pengeringan sebelum dimasukkan mesin.
![]() |
"Sampah plastik sudah bercampur lumpur sehingga harus dibersihkan. Setelah itu dikeringkan, bisa seminggu kalau cuaca hujan. Jadi sebelum masuk mesin harus benar-benar bersih dan kering," jelasnya.
Ulum menambahkan, selama ini BBM hasil konversi dimanfaatkan untuk bahan bakar motor diesel nelayan dan keperluan memasak rumah tangga.
"Harapannya ke depan semakin banyak nelayan yang bisa memanfaatkannya. Di sini kan perkampungan nelayan. Kami juga terus sosialisasi ke nelayan soal pemanfaatan sampah plastik," ungkapnya.
Nouvel dan Bustanul mulai melakukan konversi plastik menjadi BBM beberapa tahun lalu. Ide itu muncul karena banyak sampah di pesisir pantai yang berasal dari warga sekitar, maupun sampah kiriman yang masuk pantai lewat sungai.
"Sering kali juga kerja bakti bersih-bersih pantai, sampahnya kita pakai untuk BBM," tukas Nouvel.
(hil/dte)