Mantul Ker! Pria di Malang Ubah Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Mantul Ker! Pria di Malang Ubah Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 13:08 WIB
Pria di Malang ubah minyak jelantah menjadi biodiesel
Pria di Malang ubah minyak jelantah menjadi biodiesel (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Minyak jelantah menjadi bagian dari sampah rumah tangga. Keberadaan minyak goreng bekas pakai ini pun biasanya kerap dibuang begitu saja.

Namun, di tangan Alexander Soegio (32) bersama rekan-rekannya, minyak jelantah ternyata bisa bermanfaat. Mereka mengubahnya menjadi biodiesel sebagai bahan bakar perahu atau kapal nelayan.

Usaha yang baru dirintis sejak Agustus 2019 ini terletak di Jalan Perusahaan Raya Nomor 8, Bodosari, Tanjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Produk buatan Alexander ini diberi nama Zerolim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengelolaan minyak jelantah sebelumnya dilakukan oleh para mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang yang mengikuti lomba kewirausahaan mahasiswa Indonesia. Ketika mereka melihat permasalahan lingkungan, ternyata memiliki peluang ekonomi jika dapat dikelola dengan baik.

"Kemudian kita kembangkan karena memiliki potensi nilai ekonomis dengan cara perolehan minyak jelantahnya melalui digitalisasi bank sampah, sekaligus menekan pencemaran lingkungan," kata Alexander kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).

ADVERTISEMENT

Minyak jelantah diperoleh mulai dari skala rumah tangga, restoran, kafe hingga home industry, yang kemudian dikelola dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat dapat menyetorkan minyak jelantah di bank sampah Zerolim yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone melalui Playstore atau Appstore. Saat ini sudah ada 1.500 pengguna aktif dari 5.000 pengunduh yang memanfaatkan layanan aplikasi tersebut.

Pengguna terlebih dahulu mendaftar dengan login menggunakan nomor HP dan memasukkan kata sandi. Selanjutnya atur lokasi penjemputan melalui menu penjemputan dan kemudian tekan konfirmasi Pahlawan untuk mencari pengantar di sekitar wilayah tersebut.

Bagaimana penggunaan aplikasi tersebut? Simak di laman berikutnya!

"Setelah melalui proses tersebut, nantinya akan ada pahlawan atau orang-orang yang bertugas mengambil minyak jelantah ke rumah-rumah, home industry dan lain sebagainya. Kemudian, minyak jelantah akan terlebih dahulu ditimbang beratnya sebelum disetorkan," katanya.

Dengan adanya pahlawan, diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran karena terbukanya lapangan kerja baru. Mereka dapat memiliki penghasilan hingga Rp 5 juta setiap bulan. Jumlah itu menyesuaikan dari orderan yang didapatkan dalam pengambilan minyak jelantah.

Sedangkan saat ini, sudah ada 40 orang menjadi mitra dari usaha yang dikembangkan Alexander dkk ini.

"Untuk mitra kami yang menjadi pahlawan jumlahnya memang masih sedikit ada 40 orang, tetapi ke depan target kita setiap RW di Malang Raya ini ada Pahlawan," katanya.

Sementara bagi pengguna aplikasi yang menjual minyak jelantah, yakni setiap satu kilogram mendapatkan 3.000 poin. Dari poin tersebut bisa ditukarkan dalam bentuk uang tunai melalui rekening. Selain itu, juga bisa dirupakan dalam bentuk e-money untuk ditukarkan di merchant terdekat.

Rata-rata, Zerolim bisa menampung jelantah hingga 20 ton per bulan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 persen bisa diolah menjadi biodiesel.

"Kami sendiri yang mengelola, kemudian hasil produknya kita pasarkan ke nelayan pesisir di Jawa Timur sebagai bahan bakar penggerak kapal atau perahu, kemudian juga kita ekspor ke beberapa negara," ungkap Alexander.

Adanya polemik mahalnya harga minyak goreng sempat berpengaruh terhadap usahanya. Alexander mengatakan, ada penurunan hingga 50 persen penerimaan minyak jelantah dari masyarakat.

Meski begitu, pihaknya telah berusaha mengedukasi masyarakat terkait penggunaan minyak goreng yang berlebihan dapat memicu kanker. "Kami pernah menanyakan ke beberapa user kami yang tadinya rutin menyetorkan minyak jelantah kok waktunya jadi lama, katanya masih dipakai belum dibuang," bebernya.

Di sisi lain, usaha yang dilakukan Alexander bersama rekan-rekannya juga mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak pada akhir tahun 2021 lalu.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads