Round-Up

Kisah Tragis Cemburu Berujung Maut di Balik Kasus Mutilasi Mayat Dalam Koper

Hilda Rinanda - detikJatim
Selasa, 28 Jan 2025 08:00 WIB
Tersangka mutilasi mayat dalam koper Ngawi saat dihadirkan di Polda Jatim (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)
Surabaya -

Kasus penemuan mayat dalam koper di Ngawi mengungkapkan fakta mencengangkan. Uswatun Khasanah (29), korban pembunuhan sadis, ditemukan dalam kondisi tubuh terpotong di beberapa lokasi berbeda.

Pelaku adalah Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32), pria berkeluarga yang telah menjalin hubungan dengan korban selama tiga tahun.

Mayat Uswatun pertama kali ditemukan pada Kamis (23/1/2025) di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi. Yusuf Ali, warga setempat, menjadi saksi awal saat membuka koper besar yang ternyata berisi tubuh tanpa kepala dan kaki. Keluarga Uswatun dari Blitar kemudian memastikan identitas korban.

Dari penyelidikan, terungkap bahwa pembunuhan dan mutilasi dilakukan di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kediri, pada Minggu (19/1/2025).

Polisi mengungkap motif Antok dalam melakukan pembunuhan dan mutilasi kepada Uswatun. Pelaku disebut cemburu hingga nekat melakukan aksi keji itu.

"Motifnya sakit hati dan cemburu karena tersangka merasa korban pernah memasukkan laki-laki lain dalam kosannya," ujar Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Farman, Senin (27/1/2025).

Polisi juga mengungkap bahwa pelaku rupanya bukan merupakan suami siri korban. "Faktanya tidak. Berhubungan sudah 3 tahun," kata Farman.

Pengakuan suami siri hanya dibuat untuk mengelabui orang di sekitarnya.

"Kita temukan yang bersangkutan sering berhubungan dengan korban. Untuk mengelabui yang bersangkutan tidak dicurigai, mengaku sebagai suami siri," tuturnya.

Sosok Antok merupakan ketua ranting perguruan silat di Tulungagung. Antok juga diketahui anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Profesi pelaku sementara di KTP pelajar. Tapi informasi hasil profiling kami, pelaku merupakan ketua ranting salah satu perguruan silat di Tulungagung. Juga bertindak sebagai LSM," imbuhnya.

"Yang kita ketahui ini kan, tersangka sering bergerak seolah-olah sebagai LSM mengadukan beberapa peristiwa di Tulungagung dan Trenggalek," ujar Farman

Menurut Farman, dengan berstatus sebagai anggota LSM ini lah yang membuat Antok kerap berkomunikasi dengan sejumlah polisi, khususnya di kawasan Mataraman.

"Sebagai LSM (pelaku) sering berkomunikasi dengan anggota polres dari Tulungagung, Trenggalek, dan sekitarnya," tutur Farman.

Kronologi pembunuhan dan mutilasi, baca di halaman selanjutnya!




(hil/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork