Langkah Suham terhenti saat tengah melintas di jalan Desa Rambakan, Sumber, Kabupaten Probolinggo siang itu. Pria 32 tahun tersebut mengamati seorang yang dikenalnya tengah mengendarai motor.
Suham meyakini bahwa pria yang baru saja melintas dengan motor adalah Sukamto. Pikirannya kemudian melayang mengingat istrinya yang pernah diselingkuhi Sukamto saat ia bekerja di Malaysia.
Suham lantas pulang ke rumahnya setelah mengingat dendamnya yang kembali membara ini. Ia mengambil sebilah celurit dan kembali ke lokasi ia bersua Sukamto.
Beberapa saat ditunggu, Sukamto ternyata muncul lagi. Rupanya, Sukamto baru saja menjemput anak dan teman anaknya dari sekolah. Saat itu lah, Suham lantas melempar pasir ke muka Sukamto.
Sukamto yang kaget langsung diserang membabi-buta dengan celurit oleh Suham di bagian lengannya. Sukamto terjatuh bersama anak dan teman anaknya.
Melihat Sukamto diserang, anaknya berlari menghindar. Sedangkan Sukamto yang terjatuh tertelungkup terus dibacok bagian punggungnya sebanyak 2 kali.
Sukamto sempat bangkit dan menangkis sabetan celurit dengan tangan kirinya dan berusaha lari. Namun Suham masih terus mengejarnya dan berhasil menyabetkan celurit ke lehernya.
Sukamto segera ambruk ke tanah dengan bersimbah darah. Pria 38 tahun itu tewas dengan kondisi lehernya nyaris putus.
Tragisnya, pembantaian Sukamto itu juga sempat disaksikan oleh anak Sukamto yang masih duduk di bangku SD itu. Anak Sukamto pun menjerit histeris.
(abq/iwd)