Supari baru saja mengantarkan anaknya ke sekolah pagi itu. Saat melintas di di Jalan Desa Trantang, Kere, Tuban, pria 38 tahun itu kemudian dipanggil Saniran.
Saniran merupakan tetangganya, tukang servis barang elektronik. Di depan toko servis elektronik itu, Supari diberitahu bahwa televisinya yang rusak sudah tak dapat diperbaiki.
Supari sebenarnya tak mempermasalahkannya. Namun pagi itu pandangannya tertuju kepada Tarbi, tetangganya yang saat itu juga tengah duduk di toko servis elektronik milik Saniran.
Supari dan Tarbi yang punya dendam lalu saling pandang. Supari lalu teringat dengan dendamnya kepada pria 50 tahun itu. Pasalnya, Tarbi dinilai sering mengganggu orang tuanya.
Supari lalu teringat kelakuan Tarbi yang pernah melempari rumah orang tuanya. Akar dendam Supari dan Tarbi sebenarnya berawal sejak beberapa bulan.
Saat itu, Supari mengingatkan agar Tarbi tak memainkan alat musik tongklek keras-keras saat malam hari. Sebab, ia dan keluarganya merasa terganggu. Dari sini lah keduanya kemudian cekcok.
Supari lantas teringat tantangan Tarbi bahwa dirinya mengaku kebal dibacok. Supari pun berniat untuk membuktikan dan hendak menuntaskan dendamnya pagi itu.
Apalagi saat itu, mata Tarbi tampak melotot ke arahnya seolah hendak menantang. Tanpa pikir panjang. Supari lalu mengambil bendo (parang) dari motornya dan segera melayangkan membabi-buta ke Tarbi.
Sabetan bendo Supari langsung menghujam ke kepala, dahi, dan tangan Tarbi. Tubuh Tarbi yang ambruk dengan bersimbah darah tampak berusaha bangkit. Melihat hal ini, Supari kembali melayangkan bendonya ke kaki kanan Tarbi hingga putus.
(abq/iwd)