Sederet Insiden Pesilat yang Bikin Gaduh Jatim

Sederet Insiden Pesilat yang Bikin Gaduh Jatim

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 07 Mar 2023 08:36 WIB
Tawuran pesilat di Ngawi.
Tawuran pesilat di Ngawi. (Foto: tangkapan layar/detikJatim)

Salah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di JombangSalah satu anggota perguruan pesilat pelaku pengeroyokan terhadap 2 pemuda di Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

3. Pengeroyokan Antarpesilat di Jombang

Konflik antar oknum anggota perguruan silat kembali pecah di Kabupaten Jombang. Kali ini, seorang pesilat menderita luka bacok karena dibacok gerombolan dari perguruan silat lain. Polisi baru berhasil meringkus 1 pelaku dalam kasus pengeroyokan ini.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan pengeroyokan terjadi di Jalan KH Hasyim Asy'ari, Desa Kaliwungu, Kecamatan Jombang pada Minggu (12/2/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu, korban berinisial AIA (21) dalam perjalanan mengikuti latihan silat di Ngoro, Jombang. Pesilat asal Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang ini memakai jaket sebagai atribut perguruan silatnya.

Sampai di Jalan KH Hasyim Asy'ari, AIA berpapasan dengan gerombolan pesilat dari perguruan lain. Gerombolan pesilat itu kembali dari acara pengesahan warga baru di Mojokerto. Seketika gerombolan sekitar 10 pesilat itu mengejar korban menggunakan sepeda motor.

ADVERTISEMENT

"Korban yang saat itu memakai seragam perguruan silat dikejar para pelaku, sedangkan temannya tidak karena tidak memakai atribut," kata Aldo saat jumpa pers di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Selasa (14/2/2023).

Gerombolan pesilat itu mengeroyok AIA di depan minimarket Jalan KH Hasyim Asy'ari. Akibatnya, korban menderita luka bacok di lengan kanan, serta luka memar di kepala belakang, punggung dan bahu kanan. Selain itu, kata Aldo, para pelaku juga merampas jaket korban. "Korban dibacok menggunakan pedang," terangnya.

Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannyaPesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya Foto: Pesilat di Tulungagung mengeroyok ibu dan keponakannya (Tangkapan layar)

4. Bude dan Keponakan Dikeroyok Pesilat di Tulungagung

Pesilat di Tulungagung mengeroyok seorang ibu dan keponakannya. Aksi ini sempat terekam kamera handphone dan beredar viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 6 detik itu, tampak seorang ibu berusaha melindungi keponakannya yang tengah mendapat pukulan dan tendangan dari para pesilat. Si ibu tersebut menangkupkan tangannya agar massa pesilat tak lagi memmukuli keponakannya.

Warga yang mengetahui hal ini kemudian merekam aksi main hakim sendiri itu. Kejadian tersebut diketahui terjadi di Desa Suruhankidul, Kecamatan Bandung, Tulungagung.

Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto mengatakan, kejadian bermula saat kedua korban mengendarai sepeda motor Nmax dari dalam gang dan keluar ke jalan utama.

"Itu bude dan keponakannya. keluar dari gang menuju jalan utama, kebetulan berpapasan dengan rombongan salah satu perguruan. Melihat (korban) memakai kaus salah satu perguruan lain, langsung terjadi penganiayaan itu," kata Eko kepada detikJatim, Senin (6/2/2023).

Menurut Hartanto, pasca-kejadian, kedua korban akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Tulungagung untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Kemarin saya tanya sendiri, masih merasakan sakit di leher, di dagu, akibat pemukulan dan tendangan dan ada bekas kemerah-merahan di sekitar punggung dari korban," ujarnya.

Pesilat bunuh penjual nanas gresikPesilat bunuh penjual nanas di Gresik Foto: Jemmi Purwodianto

5. Gerombolan Pesilat Habisi Penjual Nanas di Gresik

Lima pesilat menjadi tersangka pengeroyokan yang menewaskan penjual nanas Eko Bayu Asmoro. Dari hasil pemeriksaan, para pelaku menghabisi korban secara membabi buta.

Kapolres Gresik AKBP M. Nur Azis menjelaskan, kasus tersebut adalah penganiayaan atau pengeroyokan, bukan pembunuhan. Namun, apa yang dilakukan para pelaku tergolong sadis. Sebab, korban tewas setelah mengalami pendarahan di bagian otak.

"Meski bukan pembunuhan, penganiayaan ini tergolong sadis yang menyebabkan kematian. Saat itu, korban didatangi sebanyak tujuh orang. Yakni AE, DN, AM, AJ, AL, dan dua pelaku yang masih DPO," jelas Aziz kepada detikJatim, Kamis (1/12/2022).

Azis menambahkan, ketujuh pelaku itu lantas menyuruh korban membuat surat klarifikasi jika ia bukan anggota perguruan silat. Usai membacakan surat klarifikasi tersebut, para pelaku meminta korban untuk membacakan dengan suara lantang.

"Setelah itu, korban diajak minum-minum, dicekoki minuman keras. Pada saat itu lah, korban diajak sambung atau duel," tambah Azis.

Duel antara Eko Bayu dan AE di belakang Pasar Gadung, Driyorejo pun terjadi. Korban yang bukan dari perguruan silat, tak bisa menang. Ia pun kalah hingga dibanting AE.

"Tidak berhenti di situ, korban diangkat dan kepalanya dibenturkan ke paving oleh tersangka AL hingga mengeluarkan darah. Akibat benturan ini lah yang menjadi penyebab luka serius di bagian kepala korban," kata Azis.

Dalam keadaan tak berdaya, lanjut Azis, korban kemudian digotong oleh para pelaku ke ruko kosong di Pasar Gadung, Driyorejo, Gresik. Namun, korban kembali diinterogasi terkait kaus perguruan silat yang dipakainya. Korban yang tak berdaya, tidak bisa menjawab.

"Hal itu membuat tujuh pelaku naik pitam dan melakukan penganiayaan lagi secara bergantian," ungkap Azis.

Meskipun Eko sudah terkapar tak berdaya, ternyata AL kembali menghubungi tujuh pesilat lainnya. Mereka kembali menganiaya korban hingga akhirnya mengakibatkan penjual nanas asal Desa Sumberejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro itu meninggal dunia.

"Sebelum meninggal beberapa pelaku yang ketakutan sempat merawat korban, memberikan minuman teh hangat dan menyeka tubuh korban," terang Azis.


(hil/fat)


Hide Ads