Sat Reskrim Polres Trenggalek telah menetapkan 11 oknum pesilat sebagai tersangka dalam kasus pelemparan rombongan peziarah GP Ansor Tulungagung. Aksi itu ternyata salah sasaran, karena yang menjadi target adalah rombongan pesilat lain.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek Iptu Agus Salim mengatakan, dari hasil pemeriksaan tersangka dan sejumlah saksi, sasaran pelemparan batu itu sebenarnya bukan rombongan Ansor Tulungagung. Pesilat pelempar batu itu berencana menyerang rombongan anggota pesilat dari perguruan lain yang baru pulang pengesahan di Madiun.
"Motifnya, pelaku ini adalah anggota salah satu perguruan silat. Kemudian mereka mau melakukan gangguan rombongan perguruan silat yang punya hajat di Madiun," kata Agus Salim, Senin (5/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu dini hari para tersangka menerima informasi iring-iringan rombongan minibus Elf dari arah Ponorogo. Mereka mengira rombongan tersebut adalah kelompok pesilat yang menjadi targetnya. Saat sampai di Desa Jambu, Kecamatan Tugu, para pelaku langsung melancarkan penyerangan dengan melempari batu.
"Namun ternyata salah sasaran dan yang kena pelemparan ini adalah rombongan peziarah GP Ansor Tulungagung," jelasnya.
Sebelumnya Minggu dini hari (4/3), empat mobil Isuzu Elf yang berisi rombongan peziarah GP Ansor Desa Balesono, Kecamatan Ngunut, Tulungagung hendak pulang ke Tulungagung dengan melewati jalan nasional Ponorogo-Trenggalek. Namun saat sampai di Desa Jambu, Kecamatan Tugu, tiba-tiba muncul penyerangan dari oknum perguruan silat dengan melempari batu.
Dua rombongan terdepan berhasil lolos, namun mobil ketiga dan keempat terkena serangan. Saat itu pengemudi mobil ketiga terkena batu hingga tidak sadarkan diri. Minibus lalu melaju tak terkendali dan masuk parit. Sedangkan mobil keempat mengalami pecah kaca bagian kanan.
Insiden penyerangan tersebut mengakibatkan belasan korban mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di RSUD dr Soedomo Trenggalek.
(dpe/dte)