Kronologi Tawuran Antarpesilat di Ngawi, Ternyata Ini Akar Masalahnya

Kronologi Tawuran Antarpesilat di Ngawi, Ternyata Ini Akar Masalahnya

Sugeng Harianto - detikJatim
Senin, 06 Mar 2023 13:08 WIB
Tawuran antarkelompok pesilat Ngawi
Tangkapan layar video viral tawuran pesilat Ngawi. (Foto: Istimewa)
Ngawi -

Tawuran pesilat di Ngawi diduga terjadi karena saling sudah ada niat untuk menyerang. Kelompok yang satu menyanggong, kelompok lain menyerang dengan massa besar.

Peristiwa tawuran pesilat itu melibatkan 2 perguruan. Yakni PSHT dan IKSPI Kera Sakti. Tawuran terjadi setelah pengesahan anggota baru IKSPI Kera Sakti di Caruban, Madiun.

Tawuran itu terjadi pada Minggu (5/3) pagi sekitar 04.30 WIB di Alas Sanggrahan Jalan Cepu Tengah Hutan Banyu Urip, tepatnya sebelum pertigaan Karang Asri, masih di wilayah Dusun Ngandong, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan/Kabupaten Ngawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi telah menghimpun keterangan dari korban dan saksi lainnya. Terhadap polisi, korban yang merupakan anggota PSHT mengaku memang berniat menyanggong para pesilat IKSPI Kera Sakti.

"Dari olah TKP dan keterangan korban, awalnya kelompok korban menyanggong (Pesilat IKSPI) dengan cara hunting atau berkeliling, sekitar pukul 04.30 WIB," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra, Senin (6/3/2023).

ADVERTISEMENT

Para pesilat anggota PSHT itu menunggu melintasnya para pesilat IKSPI Kera Sakti yang baru saja menghadiri pengesahan anggota baru di Madiun pada Sabtu (4/3/2023).

"Kelompok korban ini (PSHT) menunggu di jalur bubarnya IKSPI dari Madiun. Tapi rombongan IKSPI yang melintas ternyata terlampau banyak," ujar Dwiasi.

Tawuran pun pecah. Dwiasi mengatakan para pesilat PSHT yang menyanggong akhirnya dikeroyok, dianiaya bersama-sama. Ada yang ditabrak bahkan motornya dibakar.

"Para pelaku yang datang rombongan melihat ada kelompok korban yang menyanggong. Tanpa babibu, mereka langsung menyerang mengeroyok ke arah kelompok korban," katanya.

Akibat dari tawuran ini ada sebanyak 12 korban yang terluka dan 7 motor dirusak, dua diantaranya dibakar. Petugas polres yang menjaga jalur bubaran para pesilat segera ke TKP.

Dwiasi mengatakan bahwa akar permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya tawuran ini karena masing-masing kelompok pesilat sama-sama fanatik berlebihan dengan perguruan silat masing-masing.

"Penyebab dari tawuran ini karena fanatisme yang berlebihan terhadap kelompok perguruan silat masing-masing. Kami sudah melakukan upaya preventif dengan penjagaan, pengawalan, dan pengaturan lalu lintas serta memberikan imbauan dan pemahaman untuk menjaga keamanan," katanya.

Tidak hanya itu, Dwiasi menegaskan polisi telah melakukan upaya represif dengan pembubaran massa yang terlibat tawuran. Selain itu, hingga saat ini polisi sedang memproses pihak yang dianggap sebagai provokator serta menindak tegas para pelaku pengeroyokan.

"Sampai saat ini polisi masih menyelidiki kelompok yang diduga melakukan penganiayaan dan perusakan motor tersebut," ujarnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads