Para pelaku penyerangan dan pengeroyokan di pos jaga salah satu perumahan elite di Surabaya utara telah tertangkap. Dari 15 orang pelaku yang merupakan anggota gangster bernama Team Gukgukguk, polisi telah menetapkan 7 di antaranya sebagai tersangka. Termasuk pemuda yang dianggap sebagai panglima.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polres Pelabuhan Tanjung Perak akhirnya diketahui apa sebenarnya motif para pemuda yang tergabung dalam kelompok itu. Aksi konvoi bersepeda motor pamer senjata tajam hingga tawuran lalu diunggah di media sosial itu hanya agar mereka terlihat eksis.
"Mereka hanya ikut-ikutan saja. Untuk eksistensi. Ya karena pengen eksis, maka dibuatkan konten lah sama 'dia'," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arief Ryzki Wicaksana dalam wawancara dengan detikJatim di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (1/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Dia' yang dimaksud Arief adalah AA atau Ardan (21), satu dari 7 tersangka yang paling dewasa dan dianggap sebagai panglima. Arief mengatakan bahwa Ardan inilah yang mengoordinir anggota lain untuk berkumpul di suatu tempat, melakukan live video di Instagram, serta mengajak tawuran gangster lain.
Sudah dipastikan juga oleh Arief bahwa para tersangka dan pelaku pengeroyokan di pos jaga perumahan elite Surabaya utara itu identik dengan akun Instagram @teamgukgukguk.official. Pantauan detikJatim, meski akun itu belum memposting apapun pengikutnya mencapai lebih dari 56.800 akun.
![]() |
Para pemuda itu, menurut Arief, sebenarnya tahu bahwa konten yang mereka unggah di medsos itu berisiko menyebabkan keresahan di masyarakat. Apalagi saat mereka melakukan live instagram di tengah situasi mencekam tawuran antar-gangster di jalanan Kota Pahlawan.
"Mereka tahu (risikonya meresahkan warga). Tapi mereka tetap mengunggahnya. Lokasi kumpulnya sekitar Surabaya. Mereka lagi nongkrong kemudian mereka live Instagram," ujar Arief.
Selain Ardan ada 6 pemuda lain yang ditangkap polisi. Mereka adalah NA, (18), RA (18), KS, (15), dan AN (17) yang merupakan warga Surabaya, serta RR (15) dan FF (15) yang merupakan warga Sidoarjo. Mereka terlibat dalam penyerangan pos jaga perumahan elite di Surabaya utara yang menyebabkan 2 korban luka bacok.
Kepada awak 3 dari 7 tersangka termasuk Ardan dihadirkan dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Tanjung Perak Surabaya, Kamis (1/12/2022). Kepada awak media Ardan berdalih mereka tidak hendak menyerang warga. Mereka hanya menyerang anggota gangster lain yang dilindungi petugas di pos jaga.
"Tidak menyerang warga. (Satpam) itu yang menghadang musuh yang dari belakang (geng Kwok-kwok)," ungkap Ardan.
Akui anggotanya cuma ikut-ikutan. Baca di halaman selanjutnya.
Ardan mengakui bahwa saat itu Team Gukgukguk sedang mengejar anggota geng Kwok-kwok yang masuk ke perumahan itu. Sebelum peristiwa itu kedua kelompok gangster itu memang terlibat tawuran.
Ditanya apa yang memotivasi mereka untuk terus melakukan tawuran? Ardan hanya diam saja, tidak menjawab. Dia menjawab ketika ditanya bagaimana kelompoknya melakukan perekrutan anggota?
"Tidak ada perekrutan, ikut-ikutan saja," ungkap Ardan. "(Anggotanya) bukan teman sekolah. Tapi teman tongkrongan."
Arief berharap dengan telah ditangkapnya pentolan gangster atau panglima Team Gukgukguk itu kejadian tawuran maupun penyerangan terhadap warga oleh para pemuda bersenjata ini tidak terjadi lagi di Surabaya.
"Kami berharap ini berhenti. Menurut saya sudah tindakan tegas, sudah kami amankan semuanya. Baik dari kepala-kepalanya (ketua gengster). Kami berharap tidak ada lagi suksesinya," kata Arif.
Selain itu, Arif juga meminta bantuan dari masyarakat Kota Surabaya untuk sama-sama melakukan pengawasan. Terlebih kepada para orang tua. Sebab, setiap kali kejadian tawuran selalu terjadi malam malam hari, bahkan dini hari.
"Yang kedua harus juga ada bantuan dari masyarakat Kota Surabaya. Kalau kita perhatikan kejadiannya selalu malam hari. Artinya ngapain anak di bawah umur ini bisa keluar rumah," ungkap Arif.