7 Fakta Kasus Siswa SD Cabuli Adik Kelas hingga Tinggalkan Trauma

7 Fakta Kasus Siswa SD Cabuli Adik Kelas hingga Tinggalkan Trauma

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 01 Okt 2022 10:06 WIB
Ilustrasi Pemerkosaan Anak
Ilustrasi pencabulan pada anak (Foto: Zaki Alfarabi/detikcom)
Nganjuk -

Seorang siswi kelas I SD di Nganjuk menjadi korban pencabulan kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas V. Sebelum dicabuli, korban sempat ditendang hingga pingsan. Usai korban tak berdaya, pelaku yang masih berusia 11 tahun tersebut melancarkan aksinya.

Pencabulan ini harus diterima korban di usianya yang masih 7 tahun. Beban berat akhirnya harus dipikul oleh korban. Ia harus merasakan trauma di usianya yang masih belia. detikJatim menghimpun sejumlah fakta soal kejadian ini:

1. Korban Dapat Pendampingan Ahli

Korban merupakan bocah warga Kecamatan Baron, Nganjuk. Saat ini, korban mendapat pendampingan dari psikolog. Pendampingan dilakukan untuk memulihkan kondisi trauma yang dialami korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi anaknya masih trauma jadi kita berikan pendampingan untuk mengurangi rasa traumanya," ujar Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP I Gusti Agung Ananta saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (30/9/2022).

Pendampingan psikolog ini dilakukan beberapa pihak. Selain dari Polres Nganjuk, juga dari Polda Jatim dan Dinas Sosial Nganjuk.

ADVERTISEMENT

"Masih trauma tapi setelah didampingi tim psikologi SDM Polda Jatim dan Satgas PPA Kabupaten Nganjuk, kini sudah mulai berkurang," kata Gusti.

2. Korban Sempat Melawan

Korban diketahui sempat melawan saat akan dicabuli kakak kelasnya. Hal ini diungkapkan korban kepada polisi.

"Jadi si korban sempat melawan saat pelaku mau melakukan pencabulan," ungkap Gusti.

3. Pelaku Marah hingga Tendang Korban

Perlawanan korban ini pun membuat pelaku marah. Sehingga, pelaku menendang kepala korban hingga pingsan. Lalu, saat korban pingsan, pelaku dengan leluasa melakukan perbuatan cabulnya.

"Jadi saat korban melawan ditendang kepalanya oleh pelaku hingga pingsan. Saat pingsan itu lah, pelaku melancarkan aksinya menggunakan tangan karena gagal menggunakan alat vitalnya," ungkap Gusti.

Pelaku diiming-iming teman sensasi enak lakukan pencabulan. Baca di halaman selanjutnya!

4. Pencabulan Terjadi Karena Pelaku Sering Nonton Film Porno

Mirisnya, polisi mengungkapkan, pelaku nekat melakukan pencabulan itu karena kerap menonton film porno. Hal ini berdasarkan pengakuan pelaku.

"Jadi pengakuan pelaku sering nonton video porno bersama temannya (seusia). Termasuk nonton video porno bersama kakak korban," jelasnya.

5. Pelaku juga Didorong Teman-temannya

Gusti menjelaskan, perbuatan cabul itu dilakukan pelaku seorang diri. Ia mendapat dorongan hingga iming-iming teman yang sering menonton video porno. Ia diminta melakukan apa yang dilihatnya di film porno.

"Jadi karena sering nonton video porno dan diiming-imingi teman untuk berbuat cabul dari salah satu teman bermain," ungkap Gusti.

Tak hanya itu, teman tersebut juga mengiming-iming korban dengan sensasi enak jika mau mencoba melakukan aksi cabul. "Teman bermain ini merayu jika pelaku mau rasakan enak untuk mencoba," terang Gusti.

Saat ini pelaku tidak ditahan, namun ia mendapat pendampingan di rumah khusus dari Dinas Sosial (Dinsos) Nganjuk.

6. Polisi Tegaskan Kasus akan Tetap Berjalan

Kasus yang dialami pelaku yang masih duduk di kelas V SD masih dalam proses penyelidikan. Menurutnya, penyelidikan tetap dilakukan untuk kasus pencabulan yang melibatkan anak di bawah umur dengan cara diversi.

"Masih lanjut proses kasusnya, diversi khusus pemerkosaan anak sesama anak dilanjutkan. Hingga penetapan pengadilan tetap pendampingan," papar Gusti.

7. Awal Mula Peristiwa

Sebelumnya, seorang bocah kelas V SD di Nganjuk melakukan pencabulan pada adik kelasnya. Dia mencabuli adik kelasnya yang masih duduk di kelas I SD. Bocah itu mengaku kecanduan film porno hingga akhirnya melakukan perbuatan bejatnya.

Berdasarkan pengakuan pelaku dan korban, kejadian tersebut terjadi pada Selasa, (20/9). Kejadian berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB di sebuah lapangan di Kecamatan Baron, Nganjuk. Korban sempat melawan hingga akhirnya pelaku menendang korban hingga pingsan dan melakukan aksi bejatnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/iwd)


Hide Ads