Penyebab Suhu Udara Gerah Akhir-akhir Ini, Waspada Potensi Gelombang Panas!

Penyebab Suhu Udara Gerah Akhir-akhir Ini, Waspada Potensi Gelombang Panas!

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Jumat, 31 Mei 2024 14:45 WIB
Ilustrasi Panas Musim Kemarau
Ilustrasi panas musim kemarau. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media
Surabaya -

Suhu udara terasa lebih panas pada beberapa hari terakhir. Cuaca terik ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya karena peralihan musim penghujan ke musim kemarau. Gelombang panas juga diprediksi berpotensi melanda Indonesia.

Ini seperti laporan Climate Central yang menyebut ada potensi terjadi gelombang panas (heatwave) di dunia, termasuk wilayah Indonesia. Gelombang panas berpotensi melanda Indonesia karena probabilitasnya mencapai tertinggi kedua dan ketiga di seluruh dunia.

Laporan yang dirilis pada 28 Mei 2024 itu menjelaskan, rasio probabilitas dua kejadian gelombang panas di Indonesia menjadi yang tertinggi kedua dan ketiga di seluruh dunia. Rasio probabilitas tersebut menunjukkan adanya peningkatan potensi terjadinya suatu peristiwa akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut temuan Climate Central, World Weather Attribution (WWA), dan Red Cross Red Crescent Climate Centre, ada dua kejadian gelombang panas yang terjadi di Indonesia dan Filipina. Dua kejadian tersebut menempati rasio probabilitas tertinggi kedua dan ketiga dunia atau potensi kejadian yang sama.

Dua kejadian itu adalah gelombang panas di Indonesia dan Filipina pada 2-7 April 2024, dengan skor rasio probabilitas 29 dan menempati posisi kedua rasio probabilitas tertinggi kedua dunia. Sementara pada posisi ketiga, yaitu gelombang panas pada 26-31 Oktober 2023 dengan skor rasio probabilitas 25.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya Profesor Adi Susilo menyebut cuaca ekstrem tengah melanda negara-negara di ASEAN belakangan ini. Daerah-daerah perkotaan sangat merasakan dampak peningkatan suhu ini.

Seperti di Kota Manila pada April lalu, yang suhunya mencapai 38,8 derajat celsius. Lalu Bangladesh mencapai 43 derajat celsius, Laos mencapai 43,2 derajat celsius, dan Thailand suhu panas menyentuh angka 52 derajat celsius.

Meski begitu, kondisi ini, menurut Adi belum menunjukkan dampak signifikan untuk Indonesia. Badan Meteorogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri menyatakan cuaca panas yang terjadi di Indonesia disebabkan peralihan musim.

"Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," terangnya, Senin (27/5/2024).

Ia menjelaskan, suhu panas akhir-akhir ini disebabkan beberapa faktor, antara lain gerakan semu matahari akhir April dan awal Mei berada di atas lintang 10 derajat Lintang Utara, bertepatan dengan wilayah-wilayah Asia Tenggara daratan.

Sehingga menyebabkan penyinaran matahari sangat terik dan kondisi yang panas. Rangkaian faktor selanjutnya adalah anomali iklim El Nino 2022/2024, analisis data historis menunjukkan saat terjadi El Nino, akan mengalami anomali suhu hingga mencapai 2 derajat di atas normal.

"Adapun faktor berikutnya merupakan pengaruh pemanasan global, yang menyebabkan suhu terus meningkat dari tahun ke tahun," tandasnya.

Dampak panas yang terjadi di Indonesia, kata Adi Susilo, dari segi kehidupan praktis adalah panas sangat menyengat tidak sehat untuk kulit ataupun beraktivitas di luar. Sehingga disarankan untuk melakukan perlindungan selama berada di luar ruangan.

Penyebab Gelombang Panas

Dikutip dari situs resmi BMKG,gelombang panas merupakan suatu periode dengan keadaan udara yang panasnya melebihi saat normal. Suatu wilayah yang terdampak gelombang panas harus mencatat suhu maksimum harian yang melebihi ambang batas statistik.

Fenomena gelombang panas terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah. Fenomena ini merupakan dampak dari anomali dinamika atmosfer. Hal ini kemudian menyebabkan udara tidak bergerak dalam skala yang luas.

Gelombang panas juga terjadi karena adanya perubahan iklim global. Adanya perubahan iklim global membuat suhu udara semakin tinggi dari tahun ke tahun. Dengan demikian suhu udara juga akan semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya gelombang panas.

Dampak Gelombang Panas

Fenomena gelombang panas berdampak pada kehidupan manusia, baik kepada kesehatan maupun sumber daya yang ada. Efek yang ditimbulkan gelombang panas terhadap kesehatan manusia, salah satunya dapat menyebabkan gejala serius seperti heat stroke dan heat exhaustion.

Heat stroke adalah keadaan seseorang yang kehilangan kesadaran dan kulitnya menghangat serta kering. Keadaan ini disebabkan tubuh tidak bisa mengontrol temperatur yang tinggi. Gejala lain dari kondisi ini, adanya bengkak pada anggota gerak bawah, sakit kepala, ruam panas di leher, lekas marah, lemah, kram, dan lesu.

Setiap orang memiliki reaksi berbeda-beda menyesuaikan kemampuan tubuh masing-masing. Namun, anak-anak dan orang tua memiliki risiko yang lebih tinggi terkena dampak fenomena ini. Maka dari itu, harus waspada dan memperhatikan imbauan yang diberikan.

Tak hanya menyerang kesehatan manusia, gelombang panas juga berefek pada sektor pertanian dan lingkungan. Baik tanaman maupun hewan bisa mati karena suhunya terlalu tinggi. Sedangkan, hutan dan lahan gambut bisa terbakar karena kondisi yang kering dan panas.

Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)


Hide Ads