Sejarah Wayang Topeng Malangan, Asal-usul dan Keunikannya

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Selasa, 25 Nov 2025 13:15 WIB
Topeng Malangan Foto: Hasan Al Habshy
Surabaya -

Siapa yang tidak tahu Wayang Topeng Malangan? Wayang Topeng Malangan merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa Timur yang memiliki akar sejarah panjang sejak masa kerajaan-kerajaan kuno.

Hingga kini, seni pertunjukan khas Malang ini masih dirawat dan dilestarikan seniman lokal sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi. Ciri paling menonjol dari Wayang Topeng Malangan terletak pada topengnya yang unik, penuh detail, serta karakter tokoh yang kuat dan ekspresif.

Keindahan visual, alur cerita yang sarat pesan moral, hingga gerak tari yang dinamis membuat pertunjukan ini selalu berhasil memikat penonton dan tidak pernah kehilangan pesonanya dari masa ke masa. Berikut sejarah topeng Malangan untuk mempermudah detikers mengetahui asal-usul kesenian khas Jawa Timur ini.

Asal-usul Wayang Topeng Malangan

Melansir dari berbagai sumber, Wayang Topeng Malangan telah dikenal sejak masa kerajaan tertua di Jawa Timur, yakni Kerajaan Gajayana sekitar tahun 760 Masehi yang berlokasi di sekitar wilayah Malang.

Kesenian ini diyakini sudah ada sejak era Mpu Sendok. Pada masa itu, topeng pertama yang digunakan dibuat dari emas dan diberi nama Puspo Sariro, yang berarti "bunga dari hati paling dalam"-sebagai simbol pemujaan Raja Gajayana kepada arwah ayahandanya, Dewa Sima.

Pelajar membawakan tari topeng Bapang secara massal dalam kegiatan Gebyar Topeng Malangan di lapangan Pakisaji, Malang Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara Foto

Seiring berkembangnya tari topeng, muncul pula kesenian bercerita yang dibawakan oleh seorang dukun atau Samman. Cerita yang disampaikan berisi kisah sejarah perilaku nenek moyang dari komunitas tertentu.

Kesenian ini kemudian dikenal dengan sebutan ringgit atau aringgit. Dalam perkembangannya, peran pencerita tersebut kini lebih dikenal sebagai dalang. Tradisi penceritaan ini menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur yang bersifat animistik serta sarana pemanggilan ruh.

Di sisi lain, tari atau drama topeng dipercaya sebagai media untuk memanggil roh nenek moyang agar memasuki tubuh penari. Para penari dianggap tidak sedang memainkan diri mereka sendiri, melainkan menjadi wadah kehadiran roh para leluhur untuk menerima penghormatan.

Meski demikian, menurut Kuswadi Kawindrasusanta dan Rahmadi Ps., penggunaan topeng di Indonesia pada prinsipnya telah menjadi medium pemanggilan roh nenek moyang agar bersedia memberi pertolongan dengan cara "memasuki" topeng.

Selain berfungsi dalam ritual pemujaan, topeng juga digunakan sebagai properti tari. Pada mulanya, topeng tidak diciptakan untuk menggambarkan karakter tertentu, melainkan hanya berfungsi menyembunyikan wajah pemakainya.

Bentuknya sederhana dan memiliki beragam fungsi, salah satunya sebagai sarana upacara inisiasi atau kedewasaan, di mana anak-anak yang memasuki usia remaja diperkenalkan pada roh leluhur. Wujud topeng yang dikenakan biasanya menyerupai gambaran roh yang dihormati.

Pembuktian keterhubungan roh ini dianggap nyata apabila penari mengalami kerasukan. Selain itu, terdapat jenis tari topeng yang berfungsi sebagai tari perang dalam upacara penyambutan pemuda yang pulang dari medan perang. Pada konteks tersebut, topeng memiliki makna yang erat dengan peran laki-laki.

Perbedaan Topeng Malangan Dibandingkan Daerah Lain

Topeng Malangan memiliki ciri khas yang membedakannya dari topeng-topeng di wilayah lain di Indonesia. Keunikan itu tampak dari pahatan kayunya yang lebih realistis dan menampilkan karakter wajah yang kuat.

Selain itu, ragam warna yang digunakan jauh lebih banyak, dengan kombinasi lima warna dasar, yaitu merah melambangkan keberanian, putih melambangkan kesucian, hitam sebagai simbol kebijaksanaan, kuning melambangkan kesenangan, dan hijau melambangkan kedamaian.

Padepokan Asmoro Bangun terus melestarikan budaya Topeng Malangan. Foto: Hasan Al Habshy

Ornamen ukiran pada topengnya pun lebih detail. Terdapat sekitar 76 karakter yang dikelompokkan ke dalam empat kategori besar. Kelompok pertama adalah sosok Panji, digambarkan sebagai pemuda tampan, berbudi luhur, dan gagah berani.

Kelompok kedua berisi tokoh antagonis dengan ciri mata bulat besar dan memiliki taring. Kelompok ketiga adalah tokoh pembantu atau abdi dengan ukiran yang cenderung lucu. Kelompok keempat berisi karakter binatang sebagai pendukung cerita.

Jenis-jenis Topeng Malangan

Jenis Topeng Malangan sangat beragam, mulai dari karakter jahat, baik, lucu, sedih, cantik, tampan, hingga sosok dengan sifat yang tidak teratur. Keragaman ini memperkaya ekspresi dan alur cerita dalam setiap pertunjukan.

Padepokan Topeng Malangan yang Masih Bertahan

Salah satu padepokan yang masih aktif melestarikan kesenian ini adalah Padepokan Asmorobangun, atau yang sering dikenal sebagai Padepokan Panji Asmorobangun.

Padepokan ini berlokasi di Jalan Prajurit Slamet, Dusun Kedungmonggo, Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Kesenian ini awalnya dipopulerkan oleh Mbah Serun, kemudian diteruskan oleh Mbah Kiman.

Pada sekitar tahun 1930-an, putra Mbah Kiman, yaitu Mbah Karimun, mulai membuat Topeng Malangan dengan bantuan putranya, Taslan. Setelah Taslan wafat pada 1992, Mbah Karimun melanjutkan pembuatan topeng dibantu cucunya, Handoyo. Saat ini, Handoyo mengelola padepokan tersebut secara penuh.

Pementasan Topeng Malangan di Padepokan Asmorobangun

Proses Pembuatan Topeng Malangan Foto: Hasan Al Habshy

Pertunjukan Topeng Malangan di Padepokan Asmorobangun menampilkan kisah Panji, yang mengisahkan percintaan Raden Panji Asmorobangun (Inu Kertapati) dengan Putri Sekartaji (Candra Kirana), disertai penggunaan Topeng Bapang dan Klono.

Cerita Panji telah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi dasar dari berbagai tari topeng yang disajikan dalam upacara adat maupun sebagai bentuk pelestarian cerita leluhur.

Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.



Simak Video "Memakai Pakaian Tari Gandrung yang Berornamen Gajah Oling di Banyuwangi"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork