Tradisi Manten Tebu Tandai Musim Giling di Pabrik Gula Tulungagung

Tradisi Manten Tebu Tandai Musim Giling di Pabrik Gula Tulungagung

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 09 Mei 2025 13:00 WIB
Tradisi manten tebu sebelum musim giling di Pabrik Gula Tulungagung
Tradisi manten tebu sebelum musim giling di Pabrik Gula Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Menandai dimulainya musim giling 2025, Pabrik Gula Modjopanggoong, Tulungagung menggelar tradisi adat manten tebu. Sepasang boneka pengantin dikirab keliling kawasan pabrik dan berakhir dengan digilas di mesin giling.

Tradisi yang telah dilakukan secara puluhan tahun ini diawali dengan kirab sepasang boneka pengantin Pratimo Rukmi dari kawasan perkampungan menuju pabrik gula. Pratimo berarti golekan atau boneka dan Rukmi adalah emas.

Layaknya pengantin, prosesi kirab juga diikuti oleh puluhan pengiring dengan membawa aneka seserahan, termasuk sejumlah batang tebu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasuki kawasan pabrik, boneka pengantin dikirab secara estafet oleh sejumlah pejabat pabrik mulai dari pintu masuk hingga stasiun gilingan.

Tradisi manten tebu sebelum musim giling di Pabrik Gula TulungagungTradisi manten tebu sebelum musim giling di Pabrik Gula Tulungagung Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

"Ini adalah tradisi sakral yang hingga kini masih dijalankan di PG Modjopanggoong," kata General Manager PG Modjopanggoong, Sugianto, Jumat (9/5/2025).

ADVERTISEMENT

Memasuki stasiun gilingan, boneka pengantin dan aneka seserahan beserta tebu tersebut diletakkan di atas mesin konveyor dan digilas di mesin giling.

"Proses ini sebagai lambang penyatuan antara pabrik dengan petani tebu, sehingga diharapkan giling tahun ini dapat menghasilkan gula yang melimpah. 98 persen tebu yang digiling adalah hasil dari petani," ujarnya.

Sugianto menjelaskan, sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada musim giling tahun ini pihaknya menargetkan akan mampu menyerap 381 ribu ton tebu dari 5.372 hektare lahan di Tulungagung, Trenggalek, Blitar dan Malang.

"Produktivitas tebu 71,1 ton/hektare. Untuk rendemen tahun ini kami proyeksikan 7,83 persen, dengan total produksi gula 29.980,45 ton," ujarnya.

Diakuinya, rendeman tebu saat ini lebih rendah dibandingkan tahun 2024. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya cuaca.

"Tahun kemarin itu cenderung kemarau, sedangkan sekarang masih hujan. Sehingga rendemen tahun lalu cukup bagus bisa mencapai 8,53 persen, kami tertinggi di antara pabrik di bawah PT SGN," jelasnya.

Meskipun saat ini prosentase rendemen mengalami penurunan, namun dari sisi kuantitas produksi lebih banyak.

"Alhamdulillah dengan mesin yang lama, peninggalan Belanda, kami masih bisa bersaing dengan pabrik swasta," kata Sugianto.

Pihaknya berharap, produksi gula di PG Modjopanggoong dapat menunjang produksi gula nasional dan memenuhi kebutuhan masyarakat.




(auh/hil)


Hide Ads