Menengok Sakralnya Tradisi Manten Tebu di Tulungagung

Menengok Sakralnya Tradisi Manten Tebu di Tulungagung

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 24 Mei 2024 13:30 WIB
Manten tebu Tulungagung
Tradisi Manten Tebu di PG Modjoagung Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Menjelang musim giling 2024, Pabrik Gula (PG) Modjopanggung di Tulungagung menggelar tradisi adat manten tebu. Rangkaian tradisi tersebut dimulai dengan kirab hingga memasukkan boneka pengantin ke mesin giling.

Iring-iringan rombongan pengantin tebu dikirab dari kawasan perkampungan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman menuju area PG Modjopanggung. Layaknya hajatan pengantin pada umumnya, manten tebu tersebut juga diiringi oleh para pendamping sambil membawa aneka sesaji maupun seserahan, termasuk sejumlah batang tebu, serta diiringi gending Jawa.

Dalam kirab ini sejumlah pejabat pabrik gula bertugas membawa pasangan manten tebu secara estafet. Mulai dari pintu masuk sisi barat hingga ke stasiun penggilingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesi sakral ini diakhiri dengan peletakan pasangan manten tebu pada konveyor penggilingan. Secara perlahan boneka pengantin berserta aneka sesaji dan tebu digilas dengan oleh mesin penggilingan.

General Manager PG Modjopanggung Sugianto mengatakan, upacara adat tersebut telah dilakukan turun-temurun pada saat menjelang buka giling. Tradisi itu merupakan bentuk sinergitas antara pabrik gula dengan seluruh komponen usaha, termasuk para petani tebu.

ADVERTISEMENT

"Secara filosofis makna dari manten tebu adalah wujud rasa syukur dan wujud kesiapan baik itu pabrik gula maupun petani dalam rangka menyongsong giling tahun 2024. Ini adalah sebuah prosesi sakral yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan oleh Pabrik Gula Modjopanggung," kata Sugianto, Jumat (24/5/2024).

Harapannya, pada musim giling tahun ini berjalan dengan lancar, melimpahnya pasokan bahan baku serta kesejahteraan pada petani yang menjadi mitra pabrik gula. Diakui dukungan dari para petani tebu merupakan salah satu kunci keberhasilan pabrik gula.

Sugianto mengatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan mampu mengolah 4,1 juta kuintal tebu. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3,1 juta kuintal tebu.

Sementara terkait rendemen tabu pihaknya mengaku tidak bisa berharap lebih, hal itu diakibatkan oleh cuaca yang kurang bersahabat serta kondisi pertanian tebu di Tulungagung rata-rata berada di dataran tinggi.

"Karena 75 persen tanaman tebu kita di pegunungan dan upline dan kita praktis hanya dapat hujan itu bulan Januari, maka ada sedikit penurunan dengan rendemen sekitar 7,6," ujar Sugianto.

Meskipun dihadapkan tantangan yang berat terkait kondisi kualitas tebu dan pasokan bahan baku, pihaknya optimistis tahun ini PG Modjopanggung akan mendapatkan laba minimal Rp 32 miliar.

"Kalau target RAKP kita laba di angka Rp 32 miliar, tetapi secara komitmen teman-teman semoga diijabahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala diberikan takdir untuk bisa menggapainya kami bercita-cita untuk bisa laba-laba 50 miliar," jelasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads