Warga Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik memiliki tradisi unik saat Lebaran Ketupat. Ratusan warga berkumpul untuk berebut uang koin yang ditebarkan oleh warga lainnya, dengan pecahan mulai dari Rp 500 hingga puluhan ribu rupiah dalam Tradisi Udik-udik.
Tradisi Udik-udik membuat suasana Desa Suci pada Senin (7/4/2025) pagi tampak meriah dan penuh semangat. Tradisi ini menjadi salah satu warisan budaya lokal yang penuh makna, di mana warga secara bergantian menaburkan uang sebagai bentuk ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh sepanjang tahun.
Tradisi ini diawali setelah pelaksanaan selametan atau tasyakuran bersama, yang sudah dimulai sejak pukul 05.00 WIB. Warga membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauk dan lontong ketupat untuk dibawa ke masjid terdekat. Ini menjadi simbol rasa syukur serta harapan akan keberkahan di tahun yang baru.
Salah satu warga Desa Suci yang aktif melestarikan tradisi ini, Nur Aviviyah mengungkapkan sekitar pukul 05.30 WIB, tradisi Udik-udikan sudah dimulai.
"Masing-masing rumah bersiap untuk menabur uang ke jalanan atau halaman rumah mereka dengan harapan bisa membawa rezeki yang melimpah dan mendapat keberkahan," ungkapnya.
"Uang yang disebar beragam, mulai dari uang koin pecahan Rp 500 hingga puluhan ribu rupiah. Nilainya pun bervariasi, tergantung kemampuan warga," tambahnya.
Dalam satu rumah, warga bisa merogoh kocek mulai dari Rp 100 ribu hingga lebih dari Rp 1 juta untuk mengikuti tradisi ini.
"Kalau masyarakat umumnya satu rumah kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Tapi ada juga yang lebih dari Rp 1 juta. Ini sudah menjadi tradisi turun-temurun," terangnya.
Bagi Avi, tradisi Udik-udikan bukan sekadar berbagi uang, tetapi juga momen mempererat tali silaturahmi antarwarga.
"Ini tradisi yang saya lestarikan sebagai warga asli Desa Suci. Selain menutup kebahagiaan setelah Lebaran, Udik-udikan juga jadi momen untuk berbagi dan berkumpul bersama," ujarnya.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga tampak antusias mengikuti momen ini. Mereka berkeliling kampung dari utara ke selatan, mengikuti sorakan dan gelak tawa yang memenuhi udara pagi.
Keseruan semakin terasa ketika warga mulai menyanyikan lagu "Suraiyo", lalu berlomba-lomba menangkap uang yang disebar.
Salah satu peserta yang menikmati tradisi ini adalah Mohammad Nasirudin, warga Kampung Kulon, RW 04 Desa Suci.
Ia mengaku berhasil mengumpulkan hingga Rp 150 ribu dalam sehari. Namun, bagi Nasir bukan nominal yang membuat tradisi ini istimewa, melainkan kebersamaan dan suasana hangat yang tercipta.
"Serunya itu bisa kumpul bareng satu kampung. Keliling dari ujung ke ujung, rame banget. Kalau bukan pas Udik-udikan gini agak susah nemuin suasana kayak gini," pungkasnya.
Simak Video "Video Penangkapan Pemerkosa Siswi di Gubuk Gresik"
(hil/iwd)