Menengok Museum Mini di Gedung PT Pelni Saksi Bisu Berita Proklamasi

Jatim Tempo Doeloe

Menengok Museum Mini di Gedung PT Pelni Saksi Bisu Berita Proklamasi

Sri Rahayu - detikJatim
Kamis, 23 Jan 2025 17:45 WIB
Gedung PT Pelni Surabaya pada zaman dahulu merupakan kantor berita Domei pada pendudukan Jepang.
Gedung PT Pelni Surabaya pada zaman dahulu merupakan kantor berita Domei pada pendudukan Jepang. (Foto: Sri Rahayu/detikJatim)
Surabaya -

Tidak hanya menjadi saksi sejarah, Gedung Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN) kini menyimpan koleksi unik barang-barang lawas dari masa kejayaan perusahaan pelayaran. Gedung ini telah diubah oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menjadi museum mini yang memajang benda-benda bersejarah.

Bangunan berlantai dua yang dirancang oleh arsitek Belanda Frans Johan Louwrens Ghijsels ini awalnya digunakan oleh perusahaan pelayaran SMN pada 1932. Kini, aula utamanya memamerkan replika armada kapal SMN, seperti Marnix van St. Aldegonde, yang dulunya menjadi simbol kebanggaan perusahaan pelayaran tersebut.

Dari pantauan detikJatim, banyak benda peninggalan PT Pelni yang dimuseumkan di gedung ini seperti, helm, brangkas type lama, magnetic compass, radio NHC - 802 hingga pelampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pengunjung tampak sibuk mengobrol antusias dengan temannya. Suasana ini semakin membuat suasana museum mini itu semakin hidup.

Menurut Kuncarsono Prasetyo, gedung ini menjadi saksi perjalanan panjang sejarah maritim dan perkembangan pelayaran Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Bagian aula di lantai pertama menyimpan replika kapal dan meja kasir marmer yang masih asli sejak era Belanda. Ini memberikan nuansa otentik yang menggambarkan era kejayaan perusahaan pelayaran di masa lalu," ujar Kuncar kepada detikJatim.

Di sisi lain, ruang loket tiket dan kasir pada masa operasionalnya dulu juga dilengkapi dengan brankas Lipskluis, yang hingga kini masih dipertahankan. Bagian belakang gedung, yang dulunya digunakan untuk kantor agen dan staf administrasi, kini disulap menjadi ruang pameran dokumen-dokumen lawas.

"Lantai kedua gedung ini lebih menarik lagi karena terdapat ruang arsip yang menyimpan koleksi dokumen perjalanan armada kapal SMN, hingga meja-meja kayu yang dulunya digunakan sebagai ruang makan staf," ucap Kuncar.

PT Pelni, yang membeli gedung ini pada 1991, memastikan bahwa nilai sejarah bangunan tetap terjaga. Bahkan, bangunan yang memiliki fasad batu Andesit Padalarang ini menjadi salah satu ikon sejarah kota Surabaya.

"Pelni ingin mengabadikan sejarah panjang perjalanan maritim Indonesia melalui museum mini ini," pungkas Kuncar.




(abq/iwd)


Hide Ads