12 Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan di Hari Rebo Wekasan

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 03 Sep 2024 10:53 WIB
Rebo Wekasan di Gresik. Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim
Surabaya -

Rebo Wekasan memiliki makna tersendiri bagi sebagian masyarakat muslim di Jawa Timur. Masyarakat yang mempercayainya menjalankan amalan-amalan dan menjauhi pantangan maupun larangan untuk mencegah datangnya marabahaya.

Tradisi Rebo Wekasan dirayakan setiap Rabu terakhir di bulan Safar. Dalam tradisi ini, masyarakat percaya hari ini merukan hari turunnya banyak bala dan malapetaka. Sehingga masyarakat mengerjakan amalan khusus untuk memohon perlindungan Allah SWT.

Pada hari yang dipercaya turunnya banyak penyakit dan musibah ini, masyarakat juga mempercayai ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat Rebo Wekasan. Mereka pun mematuhi pantangan dan larangan tersebut.

Rebo Wekasan: Hal-hal yang Boleh Dilakukan

Tradisi Rebo Wekasan dijalankan dengan tetap mengutamakan keyakinan kepada Allah SWT dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan ajaran Islam, serta berpedoman pada Al-Qur'an dan sunah.

Dengan begitu, amalan-amalan yang dikerjakan pada Rebo Wekasan diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungannya. Berikut hal-hal yang boleh dilakukan saat Rebo Wekasan.

1. Berdoa

Saat Rebo Wekasan, masyarakat dianjurkan banyak berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Memperbanyak doa, istigfar, dan memohon perlindungan dari segala keburukan sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Umat Islam dapat melakukan doa-doa khusus atau doa umum untuk memohon keselamatan dari bencana dan malapetaka.

Dilansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, sejatinya muslim dianjurkan memperbanyak doa pada bulan Safar. Dalam hadis disebutkan bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa yang dipanjatkan pada bulan Safar. Di antara doa yang bisa dibaca adalah sebagai berikut.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.

Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat lagi Maha Mungkin, wahai Yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai Yang Maha Baik, Yang Maha Indah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Mulia, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, berilah rahmat kepada ku dengan rahmat-Mu. Wahai Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah.

Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, cukupkan aku dari kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini. Wahai Yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai Yang Maha Menjauhkan bencana. Allah akan cukupkan kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Cukuplah Allah sebagai pelindung kami, dan Dia adalah Pelindung yang terbaik. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan selawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.

2. Membaca Istigfar

Memperbanyak membaca istigfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Baik dosa kecil maupun besar, dan disengaja ataupun tidak disengaja. Dalam Al-Qur'an firman Allah SWT dalam surat Hud (11) ayat 90 disebutkan sebagai berikut.

وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَوَدُودٌ

Artinya: Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.

Nabi Muhammad SAW juga sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak istigfar. Dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA sebagai berikut.

مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: Barang siapa yang memperbanyak istigfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (HR Ahmad).

3. Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umatnya. Membaca Al-Qur'an sangat dianjurkan dalam Islam. Ada banyak keutamaan dan pahala besar bagi orang yang membaca Al-Qur'an.

من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

Artinya: Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebaikan. Dan, satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR Tirmidzi)

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menyatakan siapa yang memperbanyak membaca Al-Qur'an, niscaya ia tidak akan masuk ke dalam neraka. Nabi Muhammad SAW bersabda:

من قرأ آيتين من القرآن لم يدخل النار

Artinya: Barang siapa yang membaca dua ayat dari Al-Qur'an, maka ia tidak akan dimasukkan ke dalam neraka.

Selain membaca Al-Qur'an, beberapa ulama juga menganjurkan muslim membaca surah Yasin atau surah-surah lain dalam Al-Qur'an pada hari Rebo Wekasan. Amalan sunah ini sebagai bentuk ibadah dan memohon perlindungan Allah SWT.

4. Salat Sunah

Salat sunah yang dikerjakan saat Rebo Wekasan adalah salat sunah mutlak. Sebagian orang juga melaksanakan salat sunah seperti salat hajat atau salat tobat untuk memohon ampunan dan perlindungan Allah SWT. Salat ini dilakukan dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5. Bersedekah

Melakukan amal kebaikan seperti bersedekah, membantu sesama, dan memperbanyak amal saleh juga dianjurkan dikerjakan saat Rebo Wekasan. Hal ini diyakini dapat menjadi perisai dari berbagai keburukan.

6. Silaturahmi

Mempererat hubungan silaturahmi dengan keluarga, teman, dan tetangga juga dianjurkan sebagai cara menjaga keharmonisan dan mendatangkan berkah. Bahkan, di Gresik, ada desa yang memaknai tradisi Rebo Wekasan sebagai ungkapan syukur dengan menggelar tegal deso (sedekah bumi) atau silaturahmi kedua setelah hari raya Idul Fitri.

Tidak ada salahnya melakukan amalan-amalan kebaikan di atas sebagai bentuk ikhtiar. Juga untuk memohon ampunan serta perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah, sehingga mampu melewati bulan Safar dengan baik.

Rebo Wekasan: Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan

Rebo Wekasan memiliki pantangan dan larangan yang dipercaya masyarakat. Sebab, Rebo Wekasan diyakini sebagai hari yang membawa kesialan dan turunnya penyakit, serta diyakini membawa energi negatif atau bencana.

Pada hari ini, banyak orang yang meyakini adanya berbagai pantangan dan larangan yang harus dipatuhi untuk menghindari kesialan dan malapetaka. Berikut hal-hal yang tidak boleh dilakukan di hari Rebo Wekasan.

1. Menghindari Keluar Rumah

Diyakini bahwa hari Rebo Wekasan merupakan hari yang penuh dengan energi negatif, sehingga banyak orang memilih mengurangi aktivitas di luar rumah. Sebaiknya, keluar rumah hanya dilakukan jika ada keperluan yang benar-benar mendesak. Hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya kejadian yang tidak diinginkan.

2. Tidak Melakukan Perjalanan Jauh

Bepergian jarak jauh dianggap kurang baik pada hari Rebo Wekasan. Banyak orang yang mempercayai bahwa perjalanan di hari ini dapat membawa sial atau nasib buruk, bahkan kecelakaan. Oleh karena itu, mereka lebih memilih tetap berada di rumah dan menunda perjalanan hingga hari berikutnya.

3. Tidak Melakukan Aktivitas Berat dan Berbahaya

Melakukan pekerjaan berat atau berbahaya, seperti memanjat, menggunakan alat tajam, atau bekerja di tempat berisiko, juga dianggap tabu pada hari ini. Hal ini didasari kepercayaan bahwa hari Rebo Wekasan adalah hari yang rentan terhadap musibah, sehingga disarankan menghindari aktivitas yang bisa memperbesar risiko kecelakaan.

4. Tidak Mengadakan Pesta atau Perayaan

Mengadakan pesta atau perayaan besar dianggap kurang tepat pada hari Rebo Wekasan. Mengadakan acara penting seperti pernikahan, khitanan, atau acara besar lainnya pada hari Rebo Wekasan tidak dianjurkan.

Beberapa masyarakat percaya, acara yang diadakan pada hari ini tidak akan berjalan lancar atau bahkan bisa membawa malapetaka. Orang-orang juga percaya bahwa perayaan pada hari ini dapat membawa kesialan atau energi negatif.

5. Tidak Memulai Pekerjaan Baru ataupun Mengambil Keputusan Besar

Memulai pekerjaan baru, usaha, atau proyek besar pada hari Rebo Wekasan dianggap kurang baik. Banyak orang yang menunda pengambilan keputusan besar, seperti memulai bisnis baru, menandatangani kontrak penting, atau menikah pada hari Rebo Wekasan.

Hari ini dianggap kurang baik untuk memulai sesuatu yang baru atau mengambil keputusan penting. Jika dilanggar, hal ini bisa membawa kegagalan atau kesulitan dalam menjalankan usaha tersebut.

Semua larangan dan pantangan pada hari ini dipatuhi dan tidak dilanggar. Sebagai gantinya, banyak yang memilih berdoa dan mengadakan pengajian atau ritual keagamaan yang lebih tenang dan khusyuk. Masyarakat pun menggelar selamatan atau kenduri dengan membaca doa-doa.

Masyarakat juga percaya dengan menggelar tradisi Rebo Wekasan, seperti selamatan, akan menjauhkan dari bala dan malapetaka. Dengan begitu, tidak hanya mendapatkan berkah selalu dalam perlindungan Allah SWT, tetapi juga mendekatkan diri pada Yang Kuasa.

6. Tidak Boleh Meyakini dengan Berlebihan Rebo Wekasan

Meski ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat Rebo Wekasan karena dipercaya hari datangnya marabahaya, masyarakat tidak diperbolehkan meyakininya secara berlebihan. Bahkan, mengarah pada syirik. Apalagi dalam Islam semua hari adalah baik dan milik Allah SWT.

Ritual-ritual yang tidak ada dasarnya dalam syariat Islam, seperti membakar dupa atau melakukan sesajen tertentu, juga sebaiknya dihindari. Islam mengajarkan ibadah hanya dilakukan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Juga tidak boleh menganggap amalan-amalan tertentu seperti doa-doa atau salat tertentu pada hari ini pasti menjamin keselamatan. Semua ikhtiar dan amalan dilakukan sebagai bentuk ibadah dan tawakal kepada Allah SWT, bukan sebagai jaminan mutlak.



Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork