Tradisi Rebo Wekasan di Berbagai Daerah Jatim

Tradisi Rebo Wekasan di Berbagai Daerah Jatim

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 02 Sep 2024 13:34 WIB
Warga Desa Suci, Kecamatan Manyar menggelar tradisi Rebo Wekasan. Tradisi ini turun-temurun sejak zaman Sunan Giri.
Tradisi Rebo Wekasan di Gresik. Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim
Surabaya -

Rebo Wekasan, juga dikenal sebagai Rabu Pungkasan atau Rabu Wekasan. Tadisi ini dilaksanakan pada Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah.

Jawa Timur menggelar tradisi ini dengan berbagai ritual dan kegiatan. Tradisi ini dipercaya sebagai upaya menolak bala (musibah atau bencana) yang turun pada hari itu.

Tradisi Rebo Wekasan di Jatim

Di Jawa Timur, Rebo Wekasan dirayakan dengan berbagai cara unik, tergantung kearifan lokal dan kebudayaan masing-masing daerah. Berikut beberapa tradisi Rebo Wekasan di berbagai daerah di Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gresik

Warga Desa Suci, Kecamatan Manyar biasanya menggelar tradisi Rebo Wekasan dengan mengarak tumpeng raksasa, istigasah, dan ada yang mandi ke Sendang Sono. Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci selalu berlangsung meriah.

Dalam ritual mandi di Sendang Sonojam 12 malam, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Telaga Sendang Sono itu peninggalan murid Sunan Giri.

ADVERTISEMENT

Tradisi Rebo Wekasan sudah berjalan sejak tahun 1483 dan dilestarikan hingga hari ini. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Sunan Giri, di mana saat itu ia memerintahkan muridnya menggelar syukuran atas mata air Sendang Sono.

Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci mengalami perubahan. Pada zaman Sunan Giri, Rebo Wekasan dilakukan dengan ritual doa dan istigasah pada Selasa malam Rabu.

Sedangkan saat ini, tradisi Rebo Wekasan juga diramaikan dengan pasar rakyat, pameran UMKM, dan lainnya. Rebo Wekasan bukan hanya sebuah tradisi yang mengandung nilai spiritualitas, tapi juga nilai ekonomi, dan nilai persatuan.

Tradisi Rebo Wekasan juga menjadi ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci. Sehingga tradisi ini juga disebut dengan tegal deso (sedekah bumi) atau silaturahmi kedua setelah hari raya Idul Fitri.

2. Probolinggo

Warga Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo juga menggelar tradisi Rebo Wekasan. Namun, warga setempat mengenalnya dengan nama Rabu Bungkasan.

Tradisi ini dirayakan dengan menggelar pawai obor di sepanjang jalan perkampungan. Dalam kepercayaan warga setempat, Rabu Bungkasan adalah hari datangnya penyakit dan bala. Sehingga warga dan santri melantunkan selawat dan membaca doa selama pawai obor.

Tujuan tradisi Rabu bungkasan agar dijauhkan dari semua penyakit dan bala. Dalam tradisi ini juga disediakan air minum yang bersumber dari tujuh mata air, yang dirapali doa-doa oleh para ulama, sehingga menjadi rebutan warga.

3. Banyuwangi

Dilansir STAI Senori Tuban, masyarakat Banyuwangi merayakan Rebu Wekasan dengan tradisi petik laut. Tradisi ini dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan doa bersama yang diikuti dengan ritual melarung sesaji yang diletakkan dalam sebuah kapal kecil ke tengah laut. Tradisi ini dipercaya sebagai cara untuk menolak musibah.

Ritual Saat Rebo Wekasan

Cara masyarakat Indonesia merayakan tradisi Rabu Wekasan bergantung pada tradisi di wilayah masing-masing. Selain tradisi di beberapa daerah di atas, ada beberapa ritual yang biasa dikerjakan saat Rebo Wekasan sebagai berikut.

1. Salat

Ada banyak perbedaan pandangan tentang salat Rebo Wekasan. Menurut Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam Kanz al-Najah wa al-Surur, salat Rebo Wekasan diperbolehkan dengan catatan diniatkan sebagai salat sunah mutlak.

2. Selamatan

Selamatan pada Rebo Wekasan digelar berbeda-beda di setiap daerah. Namun, tujuan utamanya sama, yaitu berdoa meminta dijauhkan dari malapetaka. Biasanya dilakukan dengan selamatan atau kenduri.

3. Puasa

Sebenarnya, ibadah dengan niat Rabu Wekasan tidak diperbolehkan dalam syariat Islam. Tetapi, masyarakat cenderung melakukan puasa ini dengan tujuan mengharap perlindungan. Puasa Rabu Wekasan sering disebut puasa tolak bala.

Setelah menjalankan ibadah puasa atau salat tolak bala, dianjurkan memanjatkan doa sapu jagat untuk menolak bala. Meski pelaksanaan ibadah tanpa dasar syariat Islam dianggap tidak sah, tetapi masyarakat merasa perlu menjaga warisan budaya ini.

4. Mandi

Mandi tolak bala merupakan tradisi budaya yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini sebagai simbol membersihkan diri. Sekaligus menjadi harapan agar diri bersih dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.




(ihc/irb)


Hide Ads