Tata Cara Salat Rebo Wekasan Empat Rakaat

Tata Cara Salat Rebo Wekasan Empat Rakaat

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 19 Agu 2025 16:00 WIB
Muslim mature men prayer in mosque
ILUSTRASI SALAT. Foto: Getty Images/iStockphoto/mustafagull
Surabaya -

Salat Rebo Wekasan merupakan salat sunah mutlak yang dikerjakan pada Rabu terakhir bulan Safar. Amalan ini diyakini sebagai ikhtiar memohon perlindungan Allah SWT dari marabahaya, baik secara pribadi maupun bersama-sama.

Di tengah masyarakat awam, salat ini lebih populer dengan sebutan salat tolak bala. Pasalnya, salat Rebo Wekasan diyakini sebagai sarana untuk memohon perlindungan dari marabahaya dan kesialan. Berikut tata cara salat Rebo Wekasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salat Rebo Wekasan

Dalam kitab Al-Risalah Al-Badi'ah disebutkan, salat ini boleh dilakukan sendiri maupun bersama-sama, tetapi tidak disyariatkan berjemaah. Pelaksanaannya empat rakaat sekaligus dengan dua tahiyat satu salam, atau dibagi menjadi dua salam, masing-masing dua rakaat. Tujuannya adalah memohon perlindungan dari bala.

Berdasarkan jurnal Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH Abdul Hamid dalam Kanz al-Najāḥ wa al-Surūr yang ditulis Umma Farida dari Institut Agama Islam Negeri Kudus, salat sunah mutlak empat rakaat adalah salat sunah yang pelaksanaannya tidak dibatasi waktu tertentu, sebab khusus, maupun jumlah rakaat tertentu.

ADVERTISEMENT

Tata Cara Salat Rebo Wekasan

Untuk melaksanakan salat Rebo Wekasan, umat Islam biasanya mengikuti urutan tertentu mulai dari niat, jumlah rakaat, bacaan surat, hingga doa penutup. Berikut penjelasan lengkap tata cara salat Rebo Wekasan.

  • Niat salat sunah mutlak dua rakaat.
  • Pada setiap rakaat, setelah membaca surah al-Fatihah, baca surah Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali.
  • Lakukan salat sebagaimana biasanya dua rakaat.
  • Setelah salam, membaca doa.
  • Salat sunah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali.

Niat Salat Rebo Wekasan

Seperti salat pada umumnya, salat ini diawali dengan niat. Setelah itu, dilanjutkan takbir dan bacaan surah yang dilakukan pada setiap rakaat. Berikut niat salat Rebo Wekasan.

أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushallî sunnatan rak'ataini lillâhi ta'âla.

Artinya: Saya niat salat sunnah dua rakaat karena Allah ta'ala.

Doa Setelah Salat Rebo Wekasan

Seusai melaksanakan salat, dianjurkan membaca doa tolak bala. Jika salat dilakukan sendirian, doa dibaca secara pribadi dengan penuh kekhusyukan. Namun, apabila salat dikerjakan bersama-sama, doa dapat dibaca serentak dipimpin salah satu jemaah, sementara yang lain mengaminkannya bersama-sama. Berikut doanya.

Jika Sendirian

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Jika Bersama-sama

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ القوى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِلُ، يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لا إِلهَ إِلَّا أَنتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا اليوم. وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلا بالله العلي العظيم، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Hukum Salat Rebo Wekasan

Menurut laman NU Online, hukum salat Rebo Wekasan tidak memiliki nash sharih yang secara khusus menganjurkannya. Rebo Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar, yang dalam tradisi sebagian umat Islam di Indonesia sering diisi salat sunah mutlak sebagai bentuk ikhtiar memohon perlindungan Allah dari bala.

Keyakinan ini bersumber dari keterangan para sufi yang kasyaf, sebagaimana ditulis Syekh Abdul Hamid Quds dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur, bahwa pada hari tersebut ada 320 ribu bala yang turun.

Secara fiqih, salat ini tidak sah jika diniatkan secara khusus, seperti "aku niat shalat Safar" atau "aku niat shalat Rebo Wekasan", bahkan dihukumi haram berdasarkan kaidah fiqih berikut ini.

والأصل في العبادة أنها إذا لم تطلب لم تصح

Artinya: Hukum asal dalam ibadah apabila tidak dianjurkan, maka tidak sah (Syekh Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfah al-Habib Hasyiyah 'ala al-Iqna', juz 2, halaman 60).

Namun, tetap ada perbedaan pandangan ulama, walaupun salat ini diniatkan sebagai salat sunah mutlak. Seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, yang menghukumi haram karena anjuran salat sunah mutlak yang ditetapkan berdasarkan hadis shahih tidak berlaku untuk salat Rebo Wekasan.

Sementara Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki membolehkannya dengan catatan salat tersebut diniatkan sebagai salat sunah mutlak, tanpa bilangan rakaat tertentu, sebagaimana ditegaskannya:

قلت ومثله صلاة صفر فمن أراد الصلاة فى وقت هذه الأوقات فلينو النفل المطلق فرادى من غير عدد معين وهو ما لا يتقيد بوقت ولا سبب ولا حصر له . انتهى

Artinya: Aku berpendapat, termasuk yang diharamkan adalah shalat Safar (Rebo Wekasan), maka barang siapa menghendaki shalat di waktu-waktu terlarang tersebut, maka hendaknya diniati shalat sunnah mutlak dengan sendirian tanpa bilangan rakaat tertentu. Shalat sunnah mutlak adalah shalat yang tidak dibatasi dengan waktu dan sebab tertentu dan tidak ada batas rakaatnya (Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki, Kanz al-Najah wa al-Surur, halaman 22).




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads