Ampuhnya Pawang Asal Banyuwangi Taklukkan Hujan di IKN

Round-up

Ampuhnya Pawang Asal Banyuwangi Taklukkan Hujan di IKN

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 01 Agu 2024 08:45 WIB
Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro, pawang hujan di IKN.
Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro, pawang hujan asal Banyuwangi saat beraksi di IKN (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro, pawang hujan asal Banyuwangi didatangkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini karena proyek pembangunan di sana tengah tersendat karena hujan yang terus mengguyur selama sebulan terakhir.

Tugas tersebut diterima dengan senang hati. Ia lantas segera terbang ke Kalimantan dengan berbekal 1000 batang dupa dan 3 pucuk Keris.

Kedatangannya di sana ternyata ampuh menghalau hujan sejak kedatangannya selama 12 hari. Cuaca yang hujan berubah menjadi panas. Karena hal ini, ia sempat disindir para pekerja di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi cuaca setiap hari seperti itu. Alhamdulillah setelah 12 hari saya di sini gak pernah hujan, tapi cenderung panas malah akhirnya disentil pekerja proyek agar dibiarkan hujan dan biar gak berdebu," kata Ilham kepada detikJatim, Rabu (3/17/2024).

Tumenggung perawat pusaka di Keraton Solo yang juga menjabat sebagai Kurator Pusaka di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi ini memang dikenal lihai dalam merekayasa cuaca.

ADVERTISEMENT

Selama di IKN sendiri, Ilham mendapat penugasan khusus selama 22 hari oleh menteri PUPR. Di sana, ia membantu mengkondisikan cuaca agar percepatan pembangunan IKN sesuai target.

"Penugasan khusus selama 22 hari atau bisa diperpanjang tergantung situasi. Atas permintaan Menteri PUPR Pak Basuki saat ke Banyuwangi hadir di even BEC lalu," ujar Ilham.

"Tiga hari kemudian ditindak lanjuti oleh Dirjen Perumahan lewat stafnya telepon agar saya secepatnya berangkat ke IKN. Rabu- Kamis intens telepon saya, Jumat pagi berangkat," imbuh Ilham.

Ilham mendapat tugas khusus untuk mengamankan kondisi cuaca di area yang menjadi prioritas khusus percepatan. Diantaranya rusun untuk 2 ribu ASN dan lokasi menginap untuk seluruh undangan saat peresmian.

"Prioritas titik lokasi yang harus saya amankan adalah pembangunan 5 unit rusun yang masing-masing punya 13 lantai dengan tipe 98 untuk 2000 ASN dan tamu undangan dari seluruh provinsi se-Indonesia," ungkapnya.

Ilham menambahkan, pekerja proyek mendapat deadline penyelesaian hingga tanggal 10 agustus 2024. Namun, intensitas hujan tinggi menjadi kendala yang menghambat pembangunan.

"Deadline sampai 10 Agustus harus selesai, tapi sebelum aya datang per 22 Juli 2024 hujan terus hingga mobil-mobil proyek gak bisa masuk karena ada beberapa yg tergelincir akibat jalan licin," cerita Ilham melalui pesan singkat.

Untuk menjalankan tugas tersebut, Ilham harus membawa persyaratan dari Banyuwangi. Menurut ia, barang-barang yang ia butuhkan tersebut tidak bisa didapat dengan mudah di IKN. Diantaranya dupa.

Ia bahkan membawa 1.000 batang yang nyaris habis dalam 2 pekan. Untuk mendapatkan dupa, ia bahkan harus menempuh waktu 3 jam ke Balikpapan.

"Ya semua bawa dari banyuwangi. Disini cari dupa aja harus ke Balikpapan 2-3 jam perjalanan, bawa 1000 stik / 2 pak dupa habis seminggu. Pokoknya dupa harus hidup terus kalau darurat bisa rangkap 10 dupanya," jelasnya.

Dupa-dupa tersebut menurut Ilham adalah media untuk mereduksi hal-hal ghaib sekaligus untuk menyelaraskan alam. Sementara untuk media mengalihkan cuaca, Ilham membawa keris khusus.

"Ya, saya bawa sepasang keris pamor singkir lurus dan luk. Tiga keris patrem naga jimatan untuk piandel/jaga diri dari berbagai gangguan," terangnya.

Selama menjadi pawang hujan di IKN, Ilham bukan tanpa kendala. Tak terkecuali gangguan mistis yang dialami. Ia lalu menuturkan awal gangguan pada tiga hari sejak ia tiba.

"Alhamdulillah hanya 3 hari pertama tapi cuman mimpi. Selanjutnya mimpi itu saya lawan lewat spiritual. Soal mimpi maaf gak bisa saya floor (ceritakan) kan disini," terang.

Selain itu, ia juga mengalami gangguan mistis yang nyata atau fisik. Salah satunya kondisi tubuhnya menjadi drop. Karena hal ini selama lima hari pertama id IKN ia sempat mengalami tidak enak badan.

Menurut Ilham, kehadirannya di IKN bukan untuk menafikan kinerja unit lainnya. Namun, ia meyakini, kemampuannya tersebut dapat dipadukan dengan ilmu pengetahuan tanpa mengabaikan unsur kearifan lokal di IKN.

Ilham sendiri merasa terhormat mendapat tugas di IKN karena merupakan salah satu proyek besar. Untuk itu, ia berusaha maksimal dalam menjalan tugasnya.

"Saya merasa terhormat bisa dilibatkan menjadi bagian dari pembangunan di IKN. Ini bukan sekadar kegiatan, tetapi sebuah tantangan untuk melestarikan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama sebagai warisan budaya adiluhung. Terbukti dalam setiap ritual yang saya lakukan sebisa mungkin saya berusaha untuk menyelaraskan diri dengan alam, menggunakan pengetahuan yang diwariskan oleh leluhur," paparnya.




(abq/iwd)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads