Penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) ternyata tidak mampu mengatasi intensitas hujan tinggi yang mengganggu proyek pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN). Untuk itulah Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Ilham Triadi Nagoro didatangkan ke IKN, ditugaskan untuk menaklukkan curah hujan.
Kepada detikJatim, Raden Ilham, demikian dia biasa disapa, menyebutkan bahwa cuaca di IKN memang seperti yang sempat dikeluhkan oleh sejumlah menteri. Bahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menyebutkan, pernah dalam sebulan hari efektif untuk pengerjaan hanya 8 hari.
"Kondisi cuaca setiap hari seperti itu, Alhamdulillah setelah 12 hari saya di sini nggak pernah hujan tapi cenderung panas. Malah akhirnya disentil pekerja proyek agar dibiarkan hujan, biar nggak berdebu," ujar Ilham kepada detikJatim, Rabu (31/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilham mengaku dapat penugasan khusus selama 22 hari dari Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, yakni untuk membantu mengondisikan cuaca di IKN agar percepatan pembangunan bisa dilakukan dan tuntas sesuai target.
"Penugasan khusus selama 22 hari atau bisa diperpanjang tergantung situasi. Atas permintaan Menteri PUPR Pak Basuki saat ke Banyuwangi hadir di event BEC lalu," ungkapnya.
"Tiga hari kemudian ditindaklanjuti oleh Dirjen Perumahan lewat stafnya telpon agar saya secepatnya berangkat ke IKN. Rabu-Kamis intens telpon saya. Jumat pagi berangkat," ujar Ilham.
Ilham terutama mendapat tugas khusus mengamankan kondisi cuaca di area yang menjadi prioritas khusus percepatan pembangunan. Di antaranya rusun untuk 2.000 ASN dan lokasi menginap untuk seluruh undangan saat peresmian Ibu kota baru.
"Prioritas titik lokasi yang harus saya amankan adalah pembangunan 5 unit rusun yang masing-masing punya 13 lantai dengan tipe 98 untuk 2.000 ASN dan tamu undangan dari seluruh provinsi se-Indonesia," kata Ilham.
Dia menambahkan bahwa pekerja proyek di IKN mendapat deadline penyelesaian hingga 10 agustus 2024. Intensitas hujan tinggi menjadi kendala yang dikhawatirkan menghambat pembangunan di sana.
"Deadline sampai 10 Agustus harus selesai, tapi sebelum saya datang per 22 Juli 2024 hujan terus hingga mobil-mobil proyek nggak bisa masuk karena ada beberapa yang tergelincir jalan licin," kata Ilham lewat pesan singkat.
Tumenggung perawat pusaka di Keraton Solo yang juga merupakan Kurator Pusaka di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi ini memang lihai merekayasa cuaca. Dia kerap dimintai bantuan di sejumlah acara berskala nasional maupun internasional.
Untuk menjalankan tugas itu, Ilham harus membawa persyaratan dari Banyuwangi. Menurutnya barang-barang yang ia butuhkan tidak bisa didapat dengan mudah di IKN.
Diantaranya dupa, dia membawa 1.000 batang yang nyaris habis dalam 2 pekan. Untuk mendapatkan dupa, dia harus menempuh waktu 3 jam ke Balikpapan.
"Ya semua bawa dari banyuwangi. Di sini cari dupa aja harus ke balikpapan 2-3 jam perjalanan, bawa 1.000 stik atau 2 pak dupa habis seminggu. Pokoknya dupa harus hidup terus kalau darurat bisa rangkap 10 dupanya," ujarnya.
Sementara untuk media mengalihkan cuaca, Ilham membawa sepasang keris khusus. Selain membawa 3 keris untuk menangkal pengaruh ghaib.
"Ya, saya bawa sepasang keris pamor singkir lurus dan luk. 3 keris patrem naga jimatan untuk piandel atau jaga diri dari berbagai gangguan," terangnya.
(dpe/iwd)