Jadwal dan Tradisi Cap Go Meh, Catat Tanggal Perayaannya!

Jadwal dan Tradisi Cap Go Meh, Catat Tanggal Perayaannya!

Alifia Kamila - detikJatim
Selasa, 20 Feb 2024 16:25 WIB
Pertunjukan Barongsai saat perayaan Cap Go Meh.
Pertunjukan Barongsai saat perayaan Cap Go Meh/Foto: Kemenparekraf
Surabaya -

Perayaan Tahun Baru Imlek belum usai. Masyarakat Tionghoa akan merayakan Cap Go Meh sebagai puncak perayaan Imlek. Lantas, kapan Cap Go Meh 2024, dan apa saja tradisinya?

Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang berarti malam ke-15. Seperti namanya, perayaan Cap Go Meh dilakukan pada hari ke-15 bulan pertama pada penanggalan Tionghoa.

Jadwal Cap Go Meh 2024

Jadwal Cap Go Meh 2024 dapat diketahui dengan cara menghitungnya dari awal Tahun Baru Imlek. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Tahun Baru Imlek jatuh pada 10 Februari 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, Cap Go Meh yang dilaksanakan pada hari ke-15 bulan pertama dari kalender Kongzili jatuh pada akhir bulan. Tepatnya pada tanggal 24 Februari 2024.

Tradisi Cap Go Meh

Dilansir dari laman Wonderful Indonesia, Cap Go Meh merupakan ritual penghormatan untuk Dewa Thai Yi yang sudah ada sejak masa Dinasti Han pada abad ke-17. Pada awalnya, Cap Go Meh hanya dilaksanakan raja dan kalangan istana secara tertutup dan sakral.

ADVERTISEMENT

Setelah pemerintahan Dinasti Han berakhir, Cap Go Meh mulai dirayakan masyarakat umum. Tidak berbeda jauh dengan perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya mengisi perayaan Cap Go Meh dengan beribadah di kelenteng atau vihara. Setelah itu, melaksanakan tradisi yang biasa dilakukan.

1. Festival Lampion

Salah satu tradisi yang tak pernah absen dari Cap Go Meh adalah festival lampion. Lampion biasanya menghiasi rumah-rumah warga Tionghoa. Bukan tanpa alasan. Festival lampion dihadirkan karena sarat akan makna.

Lampion diketahui sebagai simbol keberuntungan. Warna merah yang mendominasi lampion berlambang kemakmuran, kebahagiaan, serta kesejahteraan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa kemeriahan festival lampion dapat memberi jalan dan rezeki dalam kehidupan mereka.

2. Hidangan Wajib Khas Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh belum lengkap tanpa kuliner-kuliner khasnya. Biasanya, ada dua kuliner yang wajib dihidangkan selama perayaan Cap Go Meh, yaitu mi panjang umur dan lontong Cap Go Meh. Dua makanan ini memiliki filosofi masing-masing.

Seperti namanya, mi panjang umur merupakan bentuk dari harapan agar diberi kesehatan dan umur panjang. Berbeda dengan mi lainnya, panjang dari mi ini bisa mencapai dua meter.

Selanjutnya, ada lontong Cap Go Meh yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Makanan ini merupakan peranakan Jawa sebagai pengganti yuanxiao yang terbuat dari tepung beras.

Dikutip situs resmi Kota Surakarta, lontong Cap Go Meh juga mengandung simbol keberuntungan. Lontong yang berbentuk panjang dan padat memiliki makna panjang umur. Sedangkan, kuahnya yang berwarna emas menyimbolkan kemakmuran.

3. Penampilan Barongsai

Pertunjukan barongsai membuat perayaan Cap Go Meh semakin meriah. Barongsai biasanya dilakukan di sebuah jalan besar.

Tak hanya warga Tionghoa, masyarakat umum juga menunggu atraksi barongsai sebagai bentuk hiburan. Selain menjadi hiburan, barongsai dipercaya dapat mengusir hal negatif dan mendatangkan keberuntungan serta kesuksesan.

4. Tradisi Hasil Akulturasi Budaya

Meskipun Cap Go Meh berasal dari Tiongkok, hal itu tidak menutup kemungkinan terjadinya akulturasi budaya setelah masuk ke Indonesia. Akulturasi dalam perayaan ini terjadi di beberapa tempat Indonesia, salah satunya Salatiga, Jawa Tengah.

Kegiatan Cap GoMeh di Salatiga berlangsung meriah dengan arak-arakan patung dewa. Selain itu, perayaan Cap Go Meh dilanjutkan dengan pertunjukan budaya lokal lainnya.

Begitu juga perayaan Cap Go Meh di Palembang, Sumatra Selatan, dan Pulau Kemaro. Masyarakat setempat biasa merayakannya dengan menampilkan arak-arakan berisi patung dewa dan pertunjukan budaya dan tari dan masyarakat sekitar.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads