Cap Go Meh merupakan salah satu tradisi yang penuh makna bagi masyarakat etnis Tionghoa. Tradisi ini juga menjadi puncak perayaan Tahun Baru Imlek yang dirayakan dengan penuh suka cita.
Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan sekaligus merupakan penutupan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harfiah berarti hari ke-15 dari bulan pertama, di mana Cap artinya sepuluh, Go berarti lima, dan Meh berarti malam.
Di berbagai daerah, perayaan Cap Go Meh selalu disambut dengan berbagai kegiatan, seperti arak-arakan, jamuan besar, pertunjukkan barongsai, hingga doa bersama. Namun, karena perayaan ini berdasarkan pada penanggalan Lunar, tanggal perayaannya bisa berbeda setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, Cap Go Meh 2025 tanggal berapa? Nah bagi detikers yang ingin mempersiapkan diri untuk merayakan hari yang penuh makna ini, berikut jadwal Cap Go Meh 2025.
Yuk, disimak!
Cap Go Meh 2025 Tanggal Berapa?
Cap Go Meh dirayakan pada hari ke-15 menurut kalender China. Untuk tahun 2025, perayaan Cap Go Meh akan jatuh pada tanggal 12 Februari 2025.
Tanggal ini dihitung berdasarkan Tahun Baru Imlek 2025 yang berlangsung pada 29 Januari 2025, sehingga 15 hari setelahnya akan bertepatan pada 12 Februari 2025.
Makna Perayaan Cap Go Meh
Dikutip dari jurnal Universitas Negeri Semarang yang berjudul "Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh", perayaan Cap Go Meh dimaknai sebagai momen berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Hal tersebut sejalan dengan 8 kebajikan atau jalan kebenaran golongan Tionghoa yang ada dalam perayaan tradisi Cap Go Meh, yaitu kesetiaan (loyalty), integritas (integrity), kesopanan (propriety), kebenaran moral (righteousness), kehormatan (honour), bakti (filial piety), kebajikan (kindness) dan kasih sayang (love).
Tradisi Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh diwarnai dengan berbagai tradisi yang penuh makna. Melansir dari laman Wonderful Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berikut ini beberapa tradisi Cap Go Meh:
1. Festival Lampion
Festival lampion menjadi kegiatan yang tak terpisahkan pada perayaan Cap Go Meh. Biasanya, lampion yang dipasang didominasi oleh warna merah, yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa Festival Lampion yang meriah ini dapat membawa rezeki dan penerangan dalam kehidupan mereka.
2. Kuliner Khas yang Wajib Dihidangkan
Perayaan Cap Go Meh juga identik dengan sejumlah makanan khas yang wajib disajikan. Salah satunya adalah mi panjang umur, yang bisa mencapai panjang hingga 2 meter.
Mi ini menjadi simbol doa dan harapan agar diberi kesehatan dan umur panjang. Selain mi panjang umur, ada juga lontong Cap Go Meh yang merupakan makanan peranakan Jawa-Tionghoa.
Hidangan ini sebagai pengganti yuanxiao yang terbuat dari tepung beras. Pada zaman dahulu yuanxiao sulit ditemukan di dan akhirnya para perantau dari China yang banyak menikah dengan orang Indonesia, menjadikan hidangan lontong ini dengan anggapan memiliki makna yang mirip.
Seporsi lontong Cap Go Meh umumnya terdiri dari isian lontong, ayam opor, sambal kentang, dan telur rebus.
3. Barongsai
Keberadaan barongsai dalam perayaan Cap Go Meh menjadi simbol yang tak bisa dilewatkan. Tradisi ini biasanya dilakukan di sepanjang jalan besar.
Tujuan dari pertunjukan ini adalah untuk mengusir roh jahat serta membawa keberuntungan dan kesuksesan. Arak-arakan barongsai ini juga dilengkapi dengan musik khas Imlek yang semakin meramaikan suasana.
Sejarah Cap Go Meh
Dilansir dari laman Chinese Language Institute, terdapat dua cerita berbeda yang digunakan masyarakat Tionghoa untuk menjelaskan dari mana asal perayaan Cap Go Meh atau disebut Festival Lentera di negara aslinya.
Salah satu cerita menyebutkan bahwa Festival Lentera dimulai pada masa Kaisar Ming dari Han (58-75 M). Kaisar Ming adalah pendukung Buddhisme.
Setelah ia mengetahui tentang kebiasaan para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 bulan lunar pertama, ia memutuskan untuk melakukan hal yang sama di istananya. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi Festival Lentera yang dikenal sekarang.
Cerita lain yang menjelaskan asal-usul festival ini berhubungan dengan Kaisar Jade. Konon, burung bangau kesukaannya dibunuh oleh warga desa, dan sebagai balas dendam, dia berencana membakar desa mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender Lunar.
Namun, putrinya yang mendengar rencana tersebut merasa kasihan pada warga desa yang tak berdaya, lalu memperingatkan mereka tentang apa yang akan terjadi. Untuk menyelamatkan diri, warga desa memutuskan untuk menipu Kaisar Jade dengan membuatnya berpikir bahwa desa mereka sudah terbakar.
Mereka melakukannya dengan menggantung lentera merah, melepaskan kembang api, dan menyalakan api di seluruh desa. Rencana mereka berhasil. Rencana itu berhasil, dan desa tersebut selamat.
Sejak itu, warga desa terus merayakan kejadian tersebut dengan menyalakan kembang api dan menggantung lentera merah setiap tahunnya.
Itulah jadwal Cap Go Meh 2025 serta ragam tradisi perayaannya. Catat tanggalnya, ya!
(edr/alk)