Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili bakal dirayakan umat Tionghoa di Indonesia. Di Surabaya sendiri, sejumlah hal telah disiapkan dan dilakukan mulai hidangan, menghias, hingga makanan khas Imlek.
Seperti yang ada di Jalan Pesapen Selatan Surabaya. Di sana, pekerja terlihat sedang memproduksi mi tradisional warga Tiongkok, yakni misua.
Produksi mi yang juga memiliki nama lain mi panjang umur itu memerlukan tepung hingga 1 ton. Angka itu mengalami peningkatan dibanding hari biasa yang hanya memerlukan 600 kilogram tepung sebagai bahan dasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik pabrik Misua Marga Mulja Jeffry Sutrisno mengatakan mengonsumsi misua dinilai menjadi keharusan menjelang Imlek yang tahun ini jatuh pada Sabtu (10/2/2024). Bahkan jauh sebelum Imlek, diharuskan mengonsumsi misua karena dipercaya dapat memberi umur panjang, bahagia, hingga hoki pada siapapun yang menyantapnya.
![]() |
"Apalagi kalau makan mi mulai ujung sampai habis," kata Jeffry saat ditemui detikJatim di Jalan Pesapen Surabaya, Selasa (30/1/2024).
Hal itu lah yang diyakini oleh pendahulu Jeffry untuk memproduksi misua sejak 1948. Bahkan, lokasinya pun tak berpindah dan tak mengalami perubahan signifikan. Jeffry mengaku dirinya kerap ketiban hoki menjelang Imlek. Sebab, pesanan dari sejumlah kawasan di Indonesia datang silih berganti.
"Produksi (misua) sampai 1 ton, itu sejak 1 bulan sebelum Imlek dan pesanan selalu meningkat," ujarnya.
Generasi ketiga produsen Misua di kawasan Surabaya Utara itu mengaku telah mengirim misua ke sejumlah daerah di tanah air. Mulai Kalimantan, Ambon, hingga Manado.
"Kalau di Pulau Jawa biasanya 2 pekan sebelum perayaan (Tahun Baru Imlek), tapi kalau mereka (luar Jawa) biasanya sudah pesan satu bulan sebelum Imlek. Untuk puncaknya, biasanya seminggu sebelum Imlek," jelasnya.
Selain memproduksi misua, Jeffry mengaku juga membuat mi telor berwarna kuning. Menurutnya, pembuatan mi tersebut lantaran mengikuti perkembangan zaman.
"Seperti ini, kita ikuti (perkembangan zaman) juga, agar (konsumen) masaknya lebih mudah," sambungnya, lalu menunjukkan misua instan 3 rasa (goreng, ayam bawang, dan kare).
![]() |
Jeffry memastikan sudah setahun memproduksi dan mengedarkan misua dengan kemasan yang lebih instan. Menurutnya, hal itu merupakan pengembangan bisnis turun temurun sejak 1948 lalu.
"Sudah 76 tahun berproduksi di sini (Pesapen Selatan Surabaya)," tuturnya.
Untuk melayani permintaan pasar yang kian meningkat, ia mengaku hendak memindahkan lokasi produksi misua ke kawasan Ngelom, Kecamatan Taman, Sidoarjo di tahun ini. Menurutnya, tempat lama untuk produksi kurang representatif untuk pengembangan produksi misua yang semakin diminati khalayak.
"Kami masih mempertahankan resep dan peralatan tradisional turun temurun dari generasi sebelumnya. Tapi, kami butuh alam yang jelas, supaya pembentukan (mi) jauh lebih bagus. Misalnya, saat jemur (misua) di tampah dan kita masukan oven, kalau langsung masuk jadinya jelek, tidak maksimal," paparnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pembuatan misua harus menggunakan alat tradisional. Begitu juga dengan memanfaatkan udara dan terik matahari saat dijemur.
Hingga kini, Jeffry memiliki 25 karyawan dan loyal terhadapnya. Bahkan, ada anak dari karyawannya yang juga bekerja padanya.
"Ada yang pensiun, sudah 37 tahun bekerja di sini. Total ada 25 karyawan, usia kerja mereka ada yang 30 tahun," tutupnya.
(pfr/iwd)