Sinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI yang Dirilis 1984

Sinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI yang Dirilis 1984

Savira Oktavia - detikJatim
Sabtu, 30 Sep 2023 17:30 WIB
Film Pengkhianatan G30S PKI: Informasi hingga Ringkasan Film
Film Pengkhianatan G30S PKI. Foto: Ilustrator Edi Wahyono
Surabaya -

Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S PKI menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Industri perfilman mengangkat pembantaian G30S PKI ke dalam film untuk mengingatkan generasi penerus bangsa agar tidak melupakan sejarah tersebut.

Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI merupakan film dokumenter propaganda Indonesia yang dirilis pada 1984. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin Chairin Noer.

Film berdurasi kurang lebih tiga jam ini mengisahkan masa kudeta di era Presiden Soekarno dari awal hingga akhir. Di tengah kekacauan ekonomi, PKI menjadi dalang atas peristiwa penculikan dan pembunuhan keenam jenderal dan satu orang ajudan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuh perwira tinggi TNI AD yang menjadi korban kekejaman PKI, di antaranya Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Peristiwa berdarah ini dilatarbelakangi keinginan PKI mengubah ideologi bangsa dari Pancasila menjadi ideologi Komunis, juga kekhawatiran terhadap kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya pada 30 September 1965, PKI di bawah Letnan Kolonel Untung memerintahkan pasukannya menculik para petinggi yang dianggap sebagai Dewan Jenderal yang akan menjatuhkan kekuasaan Soekarno. Peristiwa ini berujung pembunuhan para jenderal yang menolak mengaku menjadi dalang pemberontakan.

Jasad keenam jenderal dan satu ajudan Abdul Haris Nasution dimasukkan ke dalam lubang sumur tua di kawasan Pondok Gede, yang dikenal dengan Lubang Buaya. Jasad ketujuh perwira tersebut kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Setelah pemberontakan itu terjadi, Cakrabirawa di bawah pimpinan Mayor Jenderal Soeharto memerintahkan pasukannya menguasai RRI dan Telekomunikasi agar dapat menyebarkan kabar mengenai keselamatan Presiden Soekarno dan A.H. Nasution.

Pada masa Orde Baru, di era pemerintahan Soeharto, film ini selalu ditayangkan di TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang dimiliki Indonesia saat itu sebagai media propaganda. Seiring bergulirnya masa pemerintahan Soeharto, peraturan ini telah dihapuskan.

Di sisi lain, berkat popularitasnya, film ini berhasil membawa pulang tujuh penghargaan Festival Film Indonesia pada 1984. Kini, film ini masih ditayangkan di beberapa tempat untuk memperingati G30S PKI, sehingga sejarah ini tidak terlupakan.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/dte)


Hide Ads