Tanggal 1 Oktober itu Hari Kesaktian atau Lahirnya Pancasila? Masih ada yang bingung atau sering tertukar antara dua peringatan tersebut.
Sebab, di Indonesia ada Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila. Di mana setiap tanggal 1 Oktober, Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila, bukan Hari Lahir Pancasila.
Untuk Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni. Berikut ini ulasan singkat dua peringatan terkait Pancasila tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Kesaktian Pancasila
Dikutip dari situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tanggal 17 September 1966 (Kep 977/9/1966). Pada 24 September 1966, Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian memberikan usul agar Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh jajaran Angkatan Bersenjata.
Atas usul dari Menteri/Angkatan Kepolisian, Jenderal Soeharto menerbitkan Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan dan Keamanan (Kep/B/134/1966) tanggal 29 September 1966 agar Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh komponen pemerintahan dengan mengikutkan masyarakat.
Hari Kesaktian Pancasila berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September atau G30S. Yakni peristiwa penculikan dan pembunuhan 7 perwira TNI AD oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.
Dikutip dari buku Tragedi Fajar Perseteruan Tentara-PKI dan Peristiwa G30S karya Agus Salim, tujuan utama G30S/PKI adalah menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Namun, PKI justru berdalih jika terdapat para perwira TNI AD yang akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, dan Mayor Jenderal Siswondo Parman. Lalu Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Para perwira TNI AD yang dianggap tergabung dalam Dewan Jenderal tersebut diculik. Kemudian dibunuh dan dimasukkan ke sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.
Pasca G30S, Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto ditugaskan untuk mengadakan pemulihan keamanan dan ketertiban. Salah satu tindakan Soeharto adalah melakukan penumpasan pemberontakan G30S/PKI pada 1 Oktober 1965.
![]() |
Hari Lahir Pancasila
Tanggal 1 Juni resmi ditetapkan menjadi Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Berikut ini sejarah lahirnya Pancasila.
Lahirnya Pancasila bermula dari sidang yang diselenggarakan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI melaksanakan sidang pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945, membahas mengenai rumusan dasar negara.
Dalam sidang tersebut, sejumlah tokoh mengemukakan gagasannya mengenai perumusan dasar negara. Di antaranya Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno memaparkan gagasan perumusan dasar negara. Dalam pidatonya, ia mengemukakan gagasan yang dinamai Pancasila.
Dalam laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan diterangkan, Pancasila bermakna Panca yang artinya lima, serta Sila yang artinya prinsip atau asas. Pada saat itu, Bung Karno mengemukakan gagasan dasar negara yang terdiri dari 5 asas.
Sila pertama, kebangsaan. Sila kedua, internasionalisme atau perikemanusiaan. Sila ketiga, demokrasi. Sila keempat, keadilan sosial. Sila kelima, ketuhanan yang maha esa.
Untuk menyempurnakan rumusan dasar negara Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan lima asas tersebut, maka BPUPKI membentuk panitia khusus yakni Panitia Sembilan.
Setelah melalui beberapa persidangan, kemudian disetujui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sah, yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian dikenal dengan nama 'Jakarta Charter' atau Piagam Jakarta. Rumusan Pancasila yang tercantum dalam Piagam Jakarta ialah:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila kemudian dinyatakan sah dan resmi menjadi dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus 1945. Namun sila pertama mendapat berbagai kritik.
Seperti kritik dari tokoh perwakilan Indonesia Timur yang menyatakan keberatan dengan sila pertama. Pasalnya rakyat Indonesia tak hanya terdiri dari kalangan muslim saja, melainkan beragam agama.
Kenyataan tersebut menjadi dasar perubahan sila pertama. Yang kemudian berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/dte)