Hari Fotografi Sedunia: Foto Jendela ke Masa Lalu

Tari Pagusa - detikJatim
Jumat, 18 Agu 2023 20:40 WIB
Ilustrasi Hari Fotografi Sedunia/Foto: Shutterstock
Surabaya -

Setiap tanggal 19 Agustus, dunia merayakan Hari Fotografi Sedunia. Perayaan ini untuk menghormati kemajuan dan dampak yang telah dihasilkan seni dan teknologi fotografi.

Sejak penemuan fotografi pada 1839 oleh Louis Daguerre dan William Henry Fox Talbot, dunia berubah secara drastis dengan kehadiran gambar yang mampu merekam momen-momen berharga, mengabadikan sejarah, dan mengungkapkan kisah-kisah yang mendalam melalui lensa kamera.

Sejarah Fotografi

Mengutip situs Harry Ransom Center University of Texas, sejarah fotografi dimulai dengan eksperimen-optik sebelum akhirnya teknologi kamera dikembangkan. Pada tahun 336 SM, filsuf Yunani, Aristoteles mengamati cahaya matahari yang masuk melalui lubang sempit dan membentuk gambar pada permukaan lawan.

Meskipun konsep itu tidak memiliki aplikasi praktis pada saat itu, namun membuka jalan untuk pemahaman tentang cahaya dan bayangan.

Sebelum era fotografi, manusia mengandalkan seni gambar tangan untuk merekam dunia di sekitar mereka. Tetapi, dengan munculnya teknologi fotografi, gambar-gambar yang akurat dan realistis dapat dihasilkan dengan cepat dan efisien.

Penemuan teknik fotografi awal menghasilkan potret-potret monumental dan dokumentasi visual yang tak ternilai. Dengan waktu, teknologi berkembang menjadi apa yang kita kenal sekarang. Dari film gelatin hingga fotografi digital yang revolusioner.

Pada awal abad ke-19, penemuan-penemuan penting di dunia fotografi dimulai. Joseph Nicephore Niepce dianggap sebagai pelopor fotografi, karena berhasil membuat gambar permanen pertama pada tahun 1826 menggunakan metode kamera obscura dan pewarna bitumen.

Louis Daguerre, bekerja sama dengan Niepce, mengembangkan proses fotografi daguerreotype pada 1839. Ini adalah metode pertama yang menghasilkan gambar yang sangat jelas dan detail pada pelat tembaga yang dilapisi perak. Namun, proses daguerreotype memerlukan waktu eksposur yang cukup lama, membuatnya sulit untuk merekam objek yang bergerak.

Pada 1850-an, fotografi mengalami evolusi lebih lanjut dengan pengembangan proses kertas dan negatif. William Henry Fox Talbot adalah tokoh penting dalam perkembangan ini. Ia mengembangkan proses calotype yang menggunakan kertas sensitif cahaya untuk menghasilkan negatif, yang kemudian dapat digunakan untuk mencetak beberapa salinan positif.

Sebagian besar fotografi awal hanya berupa gambar hitam putih. Namun, pada awal abad ke-20, fotografi berwarna mulai berkembang. Pada tahun 1907, Autochrome Lumiere, sebuah teknik fotografi berwarna pertama, diperkenalkan oleh para ilmuwan bersaudara Lumiere dari Prancis.

Fotografi dalam Era Digital

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju adat Ageman Songkok Singkepan Ageng dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Kemajuan teknologi telah membawa fotografi ke level yang lebih tinggi melalui era digital. Fotografi digital tidak hanya memberikan kemampuan untuk melihat hasil seketika, tetapi juga memberikan fleksibilitas dalam pengeditan dan penyimpanan gambar.

Platform sosial media dan berbagi foto memungkinkan kita untuk dengan mudah berbagi karya ke seluruh dunia. Yang menghubungkan orang-orang dari berbagai budaya dan latar belakang.

Fotografi dalam Budaya Kontemporer

Mengutip situs resmi Binus University, Fotografi kontemporer menjadi hal baru bagi dunia fotografi. Ini mengkombinasikan aspek fotografi dengan gaya seni komteporer yang selalu mengikuti perkembangan zaman, memberi nuansa baru bagi dunia fotografi.

Fotografi tidak lagi hanya sekedar dokumentasi visual. Ini telah berkembang menjadi media ekspresi seni, jurnalisme, iklan, dan komunikasi. Fotografi juga memiliki peran penting dalam membentuk sudut padang publik dan kesadaran sosial.

Fotografi Lebih dari Sekadar Gambar

Fotografi tidak hanya tentang mengambil gambar, tetapi juga tentang menyampaikan perasaan, cerita, dan gagasan melalui visual. Fotografi mampu menghadirkan suatu perspektif yang unik dan memberikan pandangan baru terhadap dunia di sekitar kita.

Dengan setiap klik kamera, seorang fotografer bisa mengambil momen bersejarah. Ia bisa memotret keindahan alam, menangkap ekspresi manusia, dan merangkai narasi yang dalam.

Momen yang Abadi

Salah satu keajaiban sejati dari fotografi adalah kemampuannya untuk mengabadikan momen-momen efemeral menjadi sesuatu yang abadi. Foto-foto tersebut adalah jendela ke masa lalu, mengingatkan kita akan perjalanan panjang manusia dan perkembangan masyarakat.

Dari foto-foto perang yang mencekam hingga potret keluarga yang bahagia. Fotografi menyediakan alat untuk merenung, menghargai, dan memahami peristiwa yang membentuk dunia kita.

Hari Fotografi Sedunia

Saat merayakan Hari Fotografi Sedunia, ambil waktu untuk menghargai kontribusi para fotografer. Baik yang profesional maupun amatir, yang telah mengenang momen-momen berharga dan mencerahkan dunia dengan keindahan visual.

Juga merefleksikan bagaimana fotografi telah menjadi bagian penting dari budaya manusia. Fotografi menginspirasi, mengedukasi, dan menyatukan manusia dalam pengalaman bersama.

Ketika detikers melihat sebuah foto, ingatlah bahwa di balik setiap gambar ada seorang seniman yang telah mengambil keputusan kreatif untuk mengabadikan momen itu. Mari terus menghargai dan mendukung pengembangan seni fotografi, serta berbagi cerita-cerita yang tak terlupakan melalui lensa cermat dan inovatif.



Simak Video "Video: Mengulik Profesi Fotografer Pelari"

(sun/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork