Meski nama aslinya belum dapat diketahui pasti, namun asal usul Mbah Sogol diyakini dari sebuah wilayah di daerah Jawa Tengah. Mbah Sogol merupakan salah satu dari laskar perang Pangeran Diponegoro yang berpindah ke wilayah timur saat akhir dari Perang Jawa melawan Belanda di tahun 1830.
Mbah Sogol turut berpindah ke wilayah timur agar tidak diketahui oleh Belanda. Laskar perang yang diikuti Mbah Sogol berjumlah 93 orang yang menyebar ke daerah-daerah persinggahan untuk kemudian menetap membuka area pemukiman baru. Mbah Sogol sampai di Gondanglegi mengikuti jejak tiga orang keluarga bangsawan yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
Bangsawan itu yakni Raden Mas Joyo Supeno, Raden Mas Joesoef, dan Raden Ayu Arimbi yang kemudian menjadi istri Bupati Malang I Raden Tumenggung Notodiningrat. Dari catatan Komunitas Pemerhati Makam Mbah Sogol, ketiga bangsawan itu memiliki hubungan dengan penyebar agama Islam di Kota Malang yakni Ki Ageng Gribig.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mbah Sogol merupakan laskar perang Pangeran Diponegoro yang berpindah ke wilayah timur, bersama 93 laskar lain setelah perang melawan Belanda berakhir. Mbah Sogol datang ke Gondanglegi bersama keluarga bangsawan asal Klaten, Jawa Tengah, yaitu Raden Mas Joyo Soepeno," terang Pengurus makam Mbah Sogol, H Abdul Fatah kepada detikJatim, Kamis (22/6/2023).
Fatah mengatakan Mbah Sogol merupakan lima bersaudara yang mengikuti rombongan tiga bangsawan asal Klaten itu. Mereka adalah Jaloed, Jalil, Jalal, Jalen, dan Jaroto. Dimana dalam perjalanannya ke arah timur, kemudian sampai di wilayah Gondanglegi sekarang ini.
"Mbah Sogol kemudian menjadi abdi dari keluarga Raden Mas Joyo Soepeno yang membuka daerah di wilayah timur sungai Brantas dan utara sungai Lesti yang saat ini bernama Gondanglegi," tuturnya
Abdul Fatah mengatakan Mbah Sogol mengabdikan diri sepenuh hati kepada keluarga Raden Mas Joyo Soepeno dan Mbah Sogol merupakan pribadi yang memiliki banyak kelebihan dan ketrampilan dibandingkan abdi yang lain.
(mua/iwd)