Mbah Sogol diakui sebagai sosok yang babat alas wilayah Gondanglegi, sebuah daerah yang lokasinya berjarak 24 kilometer arah selatan dari jantung Kota Malang. Legenda mbah Sogol mengalir seperti air dan menjadi cerita rakyat setempat. Siapa Mbah Sogol?.
Tidak ada yang mengetahui siapa bapak dan ibunya. Mbah Sogol diyakini berasal dari wilayah Jawa Tengah dan diperkirakan datang ke wilayah Malang di era Tahun 1830.
Nama Mbah Sogol sendiri merupakan nama sebutan yang diberikan kepada Jaloed yang bernama lengkap Jaloedro. Karena kebiasaannya ketika memasak nasi dengan cara memasukkan beras ke dalam ruas bambu, lalu dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kebiasaannya dalam memasak nasi dimasukkan ke dalam ruas bambu dan kemudian disogol (dibakar)," ujar pengurus makam Mbah Sogol H Abdul Fatah kepada detikJatim, Kamis (22/6/2023).
![]() |
Mbah Sogol sendiri adalah tokoh yang membuka kawasan sekaligus penyebar agama Islam di kawasan Gondanglegi. Sebelumnya, kawasan Gondanglegi berupa hutan belantara dengan penduduk masih menganut agama Kejawen.
Jejak aktivitas Mbah Sogol di Gondanglegi adalah mendirikan sebuah musala di kawasan Dusun Murcoyo, Desa Gondanglegi Wetan. Sebelum dipugar menjadi Masjid Al Kautsar sekarang ini, dulunya merupakan musala dengan gaya arsitektur Jawa. Pada fondasi musala dulu ada tertulis angka tahun pendirian 1837 masehi.
"Tidak ada sisa-sisa peninggalan Mbah Sogol. Hanya surau yang didirikan oleh Mbah Sogol, yang saat ini menjadi Masjid Al-Kautsar di kawasan Dusun Murcoyo, Desa Gondanglegi Wetan," katanya.
Nama Gondanglegi adalah nama yang kerap dilekatkan dengan Mbah Sogol. Menurut Fattah, ketika membuka hutan belantara di kawasan setempat, buah Gondang yang rasanya pahit, ketika dimakan oleh Mbah Sogol seketika berubah menjadi manis.
Kala itu, ada orang yang mengatakan kepada Mbah Sogol yang tengah duduk di bawah pohon gondang bahwa buah gondang rasanya pahit. Mbah Sogol pun menjawab bahwa buah gondang rasanya legi (manis). Sontak ketika diambil dan dimakan ternyata benar, buah gondang itu rasanya manis.
"Peristiwa itu kemudian tersebar ke telinga masyarakat dan menjadikan nama kawasan itu menjadi Gondanglegi," tuturnya.
Setelah wafat, Mbah Sogol awalnya dimakamkan di kawasan Pasar Gondanglegi. Namun kemudian dipindahkan ke Jalan Hayam Wuruk, Desa Gondanglegi Wetan, Kabupaten Malang, setelah Pasar Gondanglegi mengalami kebakaran yang meluluh lantahkan seluruh bangunan pertokoan di tahun 1965 dan 1972. Namun dalam kebakaran dahsyat itu, bangunan makam Mbah Sogol tetap utuh.
Pemerintah Kabupaten Malang kemudian melakukan pemugaran pasca kebakaran, atas saran Bupati Malang Raden Soewigyo melalui Camat Gondanglegi waktu itu menyarankan agar makam Mbah Sogol dipindahkan. Akhirnya semuanya sepakat untuk memindahkan makam Mbah Sogol yang dilakukan pada hari Jum'at legi tahun 1974 ke pemakaman umum Desa Gondanglegi Wetan.
(mua/iwd)