Situs Balekambang, Hotel Hayam Wuruk Saat Berkunjung ke Blitar

Urban Legend

Situs Balekambang, Hotel Hayam Wuruk Saat Berkunjung ke Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 15 Jun 2023 13:01 WIB
situs balekambang
Situs Balekambang yang disebut menjadi 'hotel' Hayam Wuruk saat berkunjung ke Blitar (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Raja Majapahit Hayam Wuruk sering berkunjung ke Blitar semasa ia memerintah. Saat mengunjungi Blitar, Hayam Wuruk menginap di suatu penginapan yang reruntuhannya kini dikenal sebagai Situs Balekambang. Seperti apa?

Jejak peradaban zaman kerajaan ini berada di tengah perkebunan tebu di Desa Penataran, Nglegok, Blitar. Situs Balekambang ini diyakini sebagai 'hotel' tempat menginap Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke Blitar.

Disebut semacam hotel pada zamannya, karena bentuknya berupa umpak batu berjumlah 36 buah. Di bagian paling depan terdapat empat umpak, tengah 2 dan belakang tertata berjajar 3-3 umpak sebanyak 10 deret. Serupa konstruksi penyangga bangunan seluas 70 x 10 mΒ² yang menghadap ke selatan. Umpak itu berada di lahan dengan luasan total 80 x 25 mΒ², atau hampir 2000 mΒ².

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

situs balekambangSitus Balekambang di tengah perkebunan tebu di Desa Penataran, Nglegok, Blitar (Foto: Erliana Riady)

Empat umpak paling depan adalah bagian dari pintu masuk. Dua di belakangnya adalah bagian dari teras. Dan 30 umpak yang berjajar hingga belakang adalah bagian utama bale atau bangunan.

"Bisa jadi itulah hotel tempat Raja Hayam Wuruk menginap," kata Arkeolog dan Sejarawan Malang Dwi Cahyono kepada detikJatim, Kamis (15/6/2023).

ADVERTISEMENT

Pada salah satu umpak batu andesit itu memang ditemukan penanggalan angka tahun 1272 Saka atau 1350 Masehi. Masa tersebut merupakan peralihan kekuasaan Kerajaan Majapahit dari Tribuwhana Tunggadewi kepada Hayam Wuruk.

Dalam Nagarakretagama, di masa itu juga diberitakan Hayam Wuruk sering berkunjung ke Candi Palah atau Candi Penataran untuk melakukan ibadah pemujaan kepada Hyang Acalapati. Sementara, lokasi situs Balekambang hanya berjarak sekitar satu kilometer ke arah timur dari Candi Palah atau Candi Penataran.

Nama situs Balekambang memang tidak lazim disematkan. Karena biasanya penamaan situs disesuaikan dengan lokasi temuan. Seperti Candi Penataran di Desa Penataran, atau Candi Sawentar di Desa Sawentar. Situs Balekambang ditemukan di antara tumbuhan kopi yang sekarang menjadi lahan tebu di dalam perkebunan PTPN XII di Desa Modangan, Nglegok, Kabupaten Blitar.

Tak ada yang mengetahui secara pasti asal muasal nama Balekambang disematkan. Menurut Dwi, nama itu mungkin dari kesaksian warga yang melihat bentuk bangunan yang mengambang atau tidak berdiri di atas tanah.

"Bale itu kan bangunan. Kambang itu bisa jadi mengambang. Jadi ini dulu mungkin sebuah bangunan yang mengambang. Mungkin bangunan ini dulu dikelilingi air, karena di dekat sini memang ada sumber air," jelas Dwi.




(sun/iwd)


Hide Ads