Kisah Nabi Ibrahim di Balik Ibadah Kurban Idul Adha

Kisah Nabi Ibrahim di Balik Ibadah Kurban Idul Adha

Izzah Putri Jurianto - detikJatim
Kamis, 15 Jun 2023 12:09 WIB
An aerial photo shows archeological site of the 6,000-year-old archaeological site of Ur during the preparations for Pope Francis visit near Nasiriyah, Iraq, Saturday, March 6, 2021. Pope Francis arrived in Iraq on Friday to urge the countrys dwindling number of Christians to stay put and help rebuild the country after years of war and persecution, brushing aside the coronavirus pandemic and security concerns to make his first-ever papal visit. (AP Photo/Nabil al-Jourani)
Potret Ur, Kota Kelahiran Nabi Ibrahim dari Udara/Foto: AP/Nabil al-Jourani
Surabaya -

Di Hari Raya Idul Adha ada ibadah kurban. Ibadah ini meneladani Nabi Ibrahim AS yang ikhlas berkorban atas perintah Sang Pencipta.

Idul Adha dirayakan pada 10 Zulhijah setiap tahunnya. Usai salat Id, umat Islam biasanya menyembelih hewan kurban. Pada umumnya berupa kambing, domba, kerbau hingga sapi.

Mengutip situs resmi Kemenag, ibadah kurban bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Seperti apa kisahnya? Berikut ini ulasan singkatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Nabi Ibrahim AS Tentang Berkurban

Nabi Ibrahim diberi banyak cobaan namun tetap tabah menjalaninya. Sehingga diberi gelar kehormatan "Khalilullah" (kekasih Allah).

Kemudian Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk memberikan kekayaan berupa 1.000 domba, 300 lembu, dan 100 unta sebagai bentuk ujian keimanan Nabi Ibrahim. Nyatanya, harta itu tak membuat beliau menjadi tinggi hati.

ADVERTISEMENT

Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Ibrahim, milik siapa ternak sebanyak ini?. Nabi Ibrahim menjawabnya dengan penuh keyakinan.

"Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku, niscaya akan aku serahkan juga," jawab Nabi Ibrahim AS.

Pernyataan tersebut menjadi awal ujian baru bagi Nabi Ibrahim. Allah memberinya mimpi haq, berisi perintah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS yang berusia 7 tahun. Nabi Ibrahim diminta untuk menyembelihnya dengan tangannya sendiri.

Nabi Ibrahim kemudian bertanya kepada Ismail. Sang anak mengaku ikhlas dengan apapun perintah Tuhan.

"Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar," kata Ismail.

Keluarga Nabi Ibrahim sudah siap untuk melaksanakan perintah tersebut. Tapi iblis terus saja menggoda.

Mereka kemudian melempar para iblis dengan batu. Aksi itu kemudian dikenang menjadi rangkaian ibadah haji, yakni melempar jumrah.

Di hari penyembelihan, Ismail memberi pesan kepada Nabi Ibrahim untuk mengikat kaki dan tangannya supaya tidak dapat bergerak. Ia juga meminta sang ayah menghadapkan wajahnya ke tanah, agar tidak muncul rasa kasihan di tengah-tengah penyembelihan.

Baju Ismail pun dilepas agar tak terciprat darah dan meninggalkan kenangan. Terakhir, pisau harus diasah setajam mungkin supaya penyembelihan selesai dalam waktu yang singkat.

Setelah momen mengharukan itu selesai, Nabi Ibrahim menyembelih putranya. Anehnya, Ismail sama sekali tak tergores pisau.

Sebab, bertepatan dengan penyembelihan tersebut, Allah SWT membuka dinding yang menghalangi pandangan malaikat di langit dan bumi. Karena rasa takjub yang luar biasa melihat pengorbanan Nabi Ibrahim, malaikat tunduk dan bersujud kepada Allah SWT.

Ismail meminta ayahnya untuk melepaskan ikatan di kaki dan leher. Itu agar dirinya tak terlihat terpaksa. Ia ingin ayahnya segera menyembelihnya, supaya malaikat bisa melihat betapa patuhnya Nabi Ibrahim kepada perintah Allah SWT.

Menuruti perintah putranya, Ibrahim kembali melakukan proses penyembelihan seperti semula. Alih-alih mengenai leher Ismail, mata pisau justru berbalik ke atas, bahkan membelah sebuah batu yang keras.

Allah SWT kemudian berseru kepada malaikat Jibril untuk mengambil seekor kibasy dari surga sebagai pengganti. Nabi Ibrahim diminta menyembelih seekor kambing untuk melanjutkan kurban. Hingga saat ini, tradisi kurban masih dilakukan oleh umat Islam setiap Hari Raya Idul Adha.

Meneladani Sifat Nabi Ibrahim

Setelah memahami kisah kurban dari Nabi Ibrahim, ada beberapa perilaku yang bisa diteladani untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tegar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

Berpikir jernih dan tidak terburu-buru saat dihadapkan dengan kesulitan.

Memprioritaskan Allah SWT di atas kepentingan duniawi.

Ikhlas saat harus mengorbankan sesuatu

Meyakini bahwa Allah SWT akan menggantikan kehilangan dengan hal yang lebih baik.

Rendah hati walau dianugerahi harta dan kekayaan




(sun/fat)


Hide Ads