Sejarah Idul Adha, Keteladanan Nabi Ibrahim dan Asal Mula Ibadah Kurban

Sejarah Idul Adha, Keteladanan Nabi Ibrahim dan Asal Mula Ibadah Kurban

Irma Budiarti - detikJatim
Rabu, 23 Apr 2025 11:00 WIB
ilustrasi idul adha
ILUSTRASI SEJARAH IDUL ADHA. Foto: Ilustrasi: Ivon
Surabaya -

Idul Adha bukan sekadar momen penyembelihan hewan kurban. Hari besar umat Islam yang diperingati setiap 10 Zulhijah ini menyimpan sejarah agung tentang ketaatan Nabi Ibrahim AS, dan putranya, Nabi Ismail AS, dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Dilansir dari laman Baznas, dikisahkan dalam Al-Qur'an, kurban berawal dari perjalanan spiritual Nabi Ibrahim AS, yang diuji Allah SWT, melalui perintah yang amat berat, yaitu menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail AS.

Saat itu, Nabi Ibrahim telah lama mendambakan keturunan. Di usia senja, ia berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak), yang termasuk orang-orang yang saleh." (QS Ash-Shaffat: 100). Doanya dikabulkan, dan lahirlah Nabi Ismail AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ketika Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim mendapat mimpi dari Allah agar menyembelih anaknya. Sebagai seorang nabi, mimpi itu diyakini sebagai wahyu yang harus dijalankan. Ibrahim pun menyampaikan hal tersebut kepada Ismail.

"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah apa pendapatmu?" tanya Ibrahim. Sang anak pun menjawab dengan penuh keimanan, "Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS Ash-Shaffat: 102).

ADVERTISEMENT

Keduanya, menunjukkan kepasrahan yang luar biasa. Nabi Ibrahim bersiap melaksanakan penyembelihan, dan Nabi Ismail pun merelakan dirinya, tanpa ragu sedikit pun.

Namun, sebelum penyembelihan terjadi, Allah SWT menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba jantan dari Surga. "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Dan, Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS Ash-Shaffat: 104-107).

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah lahirnya ibadah kurban. Bukan semata-mata soal menyembelih hewan, tapi juga tentang keteguhan iman, keikhlasan, dan kepatuhan kepada Allah SWT.

Kurban pun menjadi syariat yang diajarkan kepada umat Islam hingga kini, sebagai bentuk pendekatan diri dan tanda syukur atas nikmat Allah. "Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." (QS Al-Kautsar: 1-2).

Dari kisah ini, umat Islam diajak merenungi makna pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalani perintah Ilahi. Idul Adha bukan sekadar tradisi tahunan, tapi cerminan ketakwaan dan kepasrahan yang tulus, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads