Ziarah diawali dengan kirab aneka macam ubo rampe dan sesaji dari jalan kampung menuju komplek Candi Gayatri di Desa/Kecamatan Boyolangu, Tulungagung pada Sabtu (18/3/2023).
Prosesi dilanjutkan dengan doa bersama dari lintas iman dan kepercayaan. Doa dikhususkan untuk keselamatan bangsa, agar segera bangkit dari berbagai keterpurukan. Usai doa bersama, seluruh peserta mengikuti kenduri bersama.
Ketua Pelaksana Ziarah Peradaban Candi Gayatri, Agus Utomo mengatakan pihaknya sengaja memilih Candi Gayatri sebagai ziarah, karena merupakan salah satu tokoh penting dalam peradaban Majapahit yang layak menjadi teladan.
"Gayatri ini adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam peradaban Kerajaan Majapahit," kata Agus saat ditemui usai ziarah.
Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut bangsa Indonesia diberikan keselamatan dari berbagai ancaman dan marabahaya. Selain itu berbagai hajat besar bangsa dapat terlaksana dengan baik.
Tak hanya itu, ziarah peradaban tersebut juga sebagai salah satu bentuk kecintaan dan aksi nyata dari para pelestari budaya, Tulungagung terhadap tradisi dan peninggalan peradaban masa lampau.
"Kita jangan hanya jadi penonton, tapi juga harus mengambil peran dalam melestarikan budaya nusantara," imbuhnya.
Candi Boyolangu atau Candi Gayatri merupakan kompleks candi yang terdiri dari tiga bangunan Perwara. Dalam bangunan induk terdapat sebuah arca wanita Budha yang oleh para ahli arca ini diduga sebagai perwujudan arca Gayatri.
Gayatri adalah salah satu dari empat anak Raja Kertanegara di Kerajaan Singosari. Gayatri kemudian menikah dengan Raden Wijaya dari Kerajaan Majapahit. Pada masa hidup, ia dikenal sebagai pendeta wanita Budha atau Bhiksuni di Majapahit dan bergelar Rajapadni.
Dari catatan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jatim didasarkan pada angka tahun pada kedua umpak tertulis 1369 M dan 1367M. Dengan data tersebut Candi Boyolangu atau Candi Gayatri dibangun pada era Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk 1359-1389 Masehi.
Fungsi Candi Boyolangu tersebut diduga menjadi tempat pemulyaan Gayatri yang diwujudkan sebagai Dhyani Budha Wairocana dengan sikap tangan Dharmacakramudra.
(abq/iwd)