Kepala Satpol PP Tulungagung Soni Weli memberikan penjelasan soal perselisihan komunitas BMX dan anak buahnya. Peristiwa itu bermula ada aduan masyarakat kepada anggota Satpol PP yang bertugas tentang adanya komunitas yang bermain BMX di dalam alun-alun.
"Karena dikhawatirkan menabrak anak kecil," kata Soni, Selasa (5/11/2024).
Namun pihaknya mengakui ada beberapa hal yang kurang tepat dari yang sampaikan anak buahnya, sehingga menimbulkan perdebatan dan viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mohon maaf kepada pengguna BMX dan pengunjung, mungkin kata-kata yang dilontarkan petugas kurang tepat," ujarnya.
Terkait persoalan itu pihaknya telah bertemu dengan komunitas BMX maupun perekam video. Hasilnya ketiga belah pihak saling memahami. Pihaknya berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Sekarang sudah tidak ada lagi persoalan," imbuhnya.
Sebelumnya sebuah video cekcok anggota Satpol PP dengan anggota komunitas BMX dan pengunjung Alun-alun Tulungagung viral di media sosial. Satpol PP sempat melarang anak BMX bermain di skatepark.
Dalam video berdurasi 1,52 menit itu tampak anggota Satpol PP menegur komunitas BMX agar tidak bermain di skatepark, karena sedang berlangsung Car Free Day (CFD).
Alasannya banyak anak yang berlalu lalang. Hal serupa juga disampaikan oleh perekam video. Namun pemain BMX menolak permintaan itu, karena fasilitas skatepark dibangun untuk memfasilitasi komunitasnya maupun pemain skateboard.
Ia juga beralasan tempat khusus tersebut dibuat agar para pemain BMX dan skateboard tidak bermain secara liar di jalan raya, karena bisa membahayakan pengguna jalan.
Sementara disinggung terkait pemanfaatan fasilitas alun-alun itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup. Harapannya agar seluruh masyarakat yang memanfaatkan alun-alun dapat beraktivitas dengan tenang.
(abq/fat)