Festival Pasar Bandeng Gresik, Tradisi Warisan Zaman Sunan Giri

Festival Pasar Bandeng Gresik, Tradisi Warisan Zaman Sunan Giri

Meilisa Dwi Ervinda - detikJatim
Jumat, 03 Mar 2023 12:59 WIB
Festival Pasar Bandeng Gresik rutin digelar di akhir Ramadhan. Berikut ini ulasan singkat mengenai sejarahnya.
Festival Pasar Bandeng Gresik/Foto: Istimewa (dok. Situs Kabupaten Gresik)
Surabaya - Festival Pasar Bandeng Gresik rutin digelar di akhir Ramadhan. Berikut ini ulasan singkat mengenai sejarahnya.

Gresik identik dengan pesisir pantai. Tak heran hasil tambaknya melimpah. Salah satunya bandeng. Konon, tambak bandeng di Gresik sudah ada sejak zaman Sunan Giri.

Setiap tahun, Gresik merayakan tradisi yang khas dari hasil tambak bandeng. Namanya tradisi Pasar Bandeng.

Tradisi itu bertujuan untuk melestarikan budaya dan menambah kemajuan di sektor ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi itu menjelma seperti festival tahunan.

Festival Pasar Bandeng biasa digelar dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tepatnya pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran. Atau malam songolikur. Festival itu sebagai sukacita setelah puasa sebulan penuh.

Festival Pasar Bandeng Gresik:

1. Sejarah Festival Pasar Bandeng

Ada banyak versi yang dirangkum detikJatim tentang sejarah Festival Pasar Bandeng. Salah satunya menyebutkan, Pasar Bandeng bermula dari Syekh Djalaludiin Buyut Senggulu yang masih keturunan Sunan Giri.

Syekh Djalaluddin merupakan pendakwah di daerah Trate. Salah satu putri Syekh Djalaluddin bernama Nyai Mas menikah dengan salah satu putra keturunan kerajaan Islam Palembang bernama Kyai Qomis.

Setiap menjelang lebaran, keluarga Kyai Qomis datang ke Gresik dengan jumlah banyak. Lalu masyarakat Gresik memanfaatkan momen itu untuk berjualan Bandeng.

Versi lain menyebutkan, Festival Pasar Bandeng bermula dari santri-santri Sunan Giri di Pondok Pesantren Giri Kedaton yang melakukan mudik ke kampung halaman. Mereka membawa oleh-oleh bandeng dari hasil tambak.

Konon, Sunan Giri yang mengajarkan bertambak untuk mengangkat ekonomi sekitar. Sebab, sebagian wilayah berada di pesisir pantai, maka bertambak adalah solusinya.

Versi yang ketiga berlatar zaman kolonial Belanda. Masyarakat Gresik punya usaha pertambakan bandeng dan serempak menjual bandeng bersama-sama. Sejak itulah tradisi Pasar Bandeng Gresik terkenal.

2. Latar Belakang Pasar Bandeng

Sebagai wujud rasa syukur setelah melaksanakan puasa Ramadhan, dan diakhiri dengan liburan untuk berbelanja kebutuhan hari raya.

Menunjukkan kepawaian penduduk Gresik khususnya pesisir dalam bidang pertambakan ikan bandeng.

Melestarikan tradisi dan budaya warisan Sunan Giri yang selalu diselenggarakan warga Gresik.

3. Festival Pasar Bandeng dan Kemeriahannya

Selain menjadi momen berjualan ikan bandeng, rangkaian acara pada tradisi ini juga beragam. Ada berbagai jenis perlombaan seperti kontes bandeng paling besar dan berat, kontes olahan ikan bandeng, semarak lelang bandeng, dan lain lain.

Festival Pasar Bandeng biasanya digelar di sepanjang jalan Samanhudi sampai dengan jalan Basuki Rahmat pada malam hari. Festival ini tidak hanya dikunjungi masyarakat Gresik saja, tapi warga dari berbagai kota yang berdekatan seperti Sidoarjo, Surabaya, Lamongan, dan Mojokerto.


(sun/iwd)


Hide Ads