Hilangnya batu nisan Mbah Tameng, cicit Sunan Giri, di kompleks Makam Sunan Giri, Gresik, memicu keprihatinan banyak pihak. Batu nisan tersebut juga tampak tak terawat.
Kehilangan ini bukan sekadar perkara benda berusia ratusan tahun yang raib. Ini adalah simbol sejarah, saksi bisu garis keturunan langsung dari Sunan Giri, yang kini entah berada di tangan siapa.
Berikut lima fakta terkait kejadian ini:
1. Diduga Kuat Dicuri
Batu nisan yang menjadi bagian dari situs cagar budaya nasional ini diduga diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Batu nisan Mbah Tameng yang masuk dalam situs di kompleks Makam Sunan Giri diduga dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga kini hilang satu," kata aktivis pelestarian budaya, Gilang Adiwidya, Senin (24/3/2025).
2. Tidak Ada Rekaman CCTV
Meski terdapat CCTV di kompleks makam, kamera pengawas tidak mengarah langsung ke area tempat batu nisan tersebut berada.
"Ada CCTV tapi gak menghadap ke makam tersebut," ungkap Gilang, menyoroti lemahnya sistem pengawasan.
3. Minimnya Pengawasan Situs
Sebagai cagar budaya nasional, kompleks Makam Sunan Giri seharusnya memiliki pengawasan ketat. Namun, pengelola situs dan juru pelihara makam dinilai lalai dalam menjaga peninggalan sejarah ini.
"Seharusnya juru pelihara Makam Sunan Giri bertanggung jawab atas masalah ini. Sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, perlindungan situs ini juga telah dibantu oleh Polisi Khusus Cagar Budaya Gresik," tegas Gilang.
4. Kondisi Makam Memprihatinkan
Tidak hanya kehilangan batu nisan, makam Mbah Tameng juga dalam kondisi yang kurang terawat, dipenuhi lumut dan sampah.
"Parahnya lagi, makam Mbah Tameng dipenuhi lumut dan sampah, seolah tidak mendapatkan perawatan yang layak," tambah Gilang.
5. Berpotensi Memicu Pemalsuan Sejarah
Batu nisan ini bukan sekadar benda bersejarah, tetapi juga bukti otentik garis keturunan Sunan Giri. Jika tidak ditemukan, dikhawatirkan akan terjadi pemalsuan sejarah terkait lokasi makam.
"Pihak yayasan yang mengelola situs ini seharusnya lebih bertanggung jawab, minimal dengan memasang CCTV untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Hilangnya batu nisan ini dikhawatirkan dapat berakibat pada pemalsuan makam, mengingat identitas asli dari situs bersejarah tersebut diambil," tandas Gilang.
Kasus ini menjadi alarm bagi pengelolaan situs budaya di Indonesia. Tanpa perlindungan yang lebih ketat, bukan tidak mungkin kejadian serupa akan terus berulang.
(irb/hil)