Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim mengekskavasi Situs Pundong di Dusun Watu Tangi, Desa Pundong, Diwek, Jombang. Penggalian arkeologi 14 hari untuk menampakkan seluruh struktur candi yang diperkirakan peninggalan era Majapahit.
Situs Pundong ditemukan di permukiman penduduk Dusun Watu Tangi, tepatnya di kebun Sunhaji (66). BPK Wilayah XI Jatim pernah menggelar tes pile integrity testing (PIT) tahun 2007. Ketika itu penggalian baru menemukan permukaan struktur candi.
Setelah 15 tahun berlalu, ekskavasi tahap pertama digelar 28 November - 12 Desember 2022. Memasuki hari kedelapan ekskavasi, tim dari BPK Wilayah XI Jatim berhasil menemukan denah candi di Situs Pundong. Bangunan suci ini berbentuk bujur sangkar seluas 5 x 5 meter persegi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tinggi struktur candi yang sudah nampak sekitar 100 cm. Candi di Situs Pundong dibuat dengan bata merah yang ukurannya bervariasi. Panjang bata 32-36 cm, lebar 20-24 cm, ketebalannya 6-8 cm. Bangunan purbakala yang tersisa ini hanyalah kaki candi.
Persis di tengah-tengah permukaan atas struktur kaki candi terdapat sumur bujur sangkar 175 x 175 cm persegi. Sumur sedalam 180 cm ini hampir penuh dengan air hujan. Di dalamnya ditemukan kotak peripih berbahan batu andesit berukuran 18,5 x 18,5 cm setinggi 13,5 cm.
![]() |
"Tahun 2007 kami mendapatkan peripih, posisinya ditempelkan di dinding sumuran, bukan di tengah-tengah dasar sumur. Saya konfirmasi tidak ada isinya," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Pundong Pahadi kepada wartawan di lokasi, Selasa (6/12/2022).
Temuan kotak peripih, lanjut Pahadi membuktikan struktur di Situs Pundong ini merupakan candi atau bangunan suci. Sebab peripih lazimnya ditempatkan di sumur candi untuk menarik para dewa. Menurutnya candi ini dibangun pada zaman Majapahit.
"Peripih sebagai penarik daya magis atau nilai suci dari roh leluhur. Maka candi ini untuk pemujaan, ada komunitas berlatarbelakang agama tertentu, umumnya Hindu melakukan pemujaan di situs ini. Melihat dimensi bata arahnya cenderung ke Majapahit. Walaupun kami belum menemukan data pendukung," jelasnya.
Lingga dan yoni, kata Pahadi tidak ditemukan di Situs Pundong. Lingga dan yoni pada candi lazimnya menjadi pusat pemujaan umat Hindu karena menjadi perwujudan Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Tidak hanya itu, struktue tangga sebagai akses naik ke candi juga belum ditemukan.
"Di sisi timur candi dipastikan tidak ada tangga naik. Kami masih mencari di sisi barat," terangnya.
Dinding kaki candi di Situs Pundong tanpa relief sedikit pun. Padahal terdapat tatanan bata di dinding candi yang diperkirakan untuk panel relief. Oleh sebab itu, Pahadi memperkirakan bangunan suci ini belum selesai dibangun.
"Kemungkinan candi belum selesai karena umumnya ornamen candi dikerjakan dari atas seperti Candi Singosari. Panel relief di sisi timur dan utara sudah ditemukan tahun 2007. Ada bingkai kemungkinan untuk menempatkan relief," cetusnya.
Sayangnya ekskavasi tahap pertama Situs Pundong terkendala musim hujan dan karakter tanah. Hujan membuat air tanah menggenangi kotak gali sehingga harus dipompa dengan mesin. Sedangkan karakter tanah berupa pasir aluvial dari letusan gunung berapi membuat struktur yang digali kembali tertimbun.
"Karena kondisi itu, ekskavasi kami fokuskan ke candi induk. Kami beri tanggul dan plengsengan bambu. Semoga bisa bertahan sampai kemarau sehingga bisa kami lanjutkan ekskavasi ketika kemarau," ujarnya.
Dinding kaki candi yang tanpa relief dan endapan pasir aluvial hingga kedalaman 1 meter lebih, memunculkan hipotesis pembangunan candi ini terhenti karena letusan gunung berapi di zaman Majapahit. Lapisan tanah baru ditemukan di kedalaman 2 meter. Artinya, tanah asli tempat pondasi ketika candi ini dibangun berada di kedalaman 2 meter dari permukaan tanah saat ini.
"Yang menarik dari Kitab Pararaton sekitar 1298 saka (atau 1376 masehi) terjadi bencana gunung meletus. Hanya disebutkan Pantarapura di zaman Majapahit. Tebakan kami letusan antara Anjasmoro atau Kelud. Namun, kami harus berkolaborasi dengan ahli geologi untuk memastikannya," tandas Pahadi.
(dpe/iwd)