Hari ini, umat Islam mulai merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW atau peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tepatnya pada 7 Oktober malam hingga 8 Oktober 2022.
Nabi Muhammad lahir tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Tanggal tersebut jatuh pada 8 Oktober 2022. Karenanya, pada tanggal 8 Oktober 2022 ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Namun, puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad biasanya telah dimulai sejak 7 Oktober malam hingga 8 Oktober. Bahkan, banyak orang merayakan Maulid Nabi Muhammad sejak awal hingga akhir bulan Rabiul Awal.
Itu merupakan bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Ekspresi kecintaan umat Islam di Indonesia pun diwujudkan dengan berbagai macam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mulai dari pembacaan Barzanji (riwayat hidup Nabi), ceramah keagamaan, makan bersama, serta berbagai perlombaan. Seperti lomba baca Al-Qur'an, lomba azan, lomba selawat, dan sebagainya.
Berbagai daerah di Jawa Timur juga merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan beragam tradisi. Misalnya Madura memiliki tradisi Muludhen, masyarakat Surabaya dengan tradisi Pawai Maulud, dan lain-lain.
Tradisi Maulid Nabi di Jawa Timur
1. Pawai Maulid Nabi Muhammad SAW di Surabaya
Masyarakat Kampung Nelayan Nambangan, Kalikedinding, Surabaya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan menggelar pawai. Hal itu menarik perhatian masyarakat di sekitarnya.
Pawai itu biasanya diikuti oleh murid dan guru dari Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) yang ada di Kampung Nelayan. Bahkan, tak sedikit dari warga yang dilalui atau dilewati oleh jalur pawai itu mengapresiasi dengan melemparkan uang kepada peserta pawai.
2. Tradisi Keresen di Mojokerto
Tradisi Keresen dilakukan umat Islam yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mojokerto. Mereka menghias pohon dan menggantung berbagai hasil pertanian, pakaian, dan beberapa bungkus makanan di dahan dan ranting-ranting pohon keres.
Pohon keres atau kersen merupakan pohon yang menghasilkan buah kersen, yakni sejenis ceri yang berwarna merah kekuningan. Buahnya manis saat matang dan memiliki beragam manfaat saat dikonsumsi.
Melansir tulisan Prof Suprapto dalam buku Dialektika Islam Dan Budaya Nusantara, pohon keres yang berbuah lebat dijadikan simbol bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa keberkahan bagi umat Islam dan umat lain di seluruh dunia. Tradisi Keresen juga menjadi simbol ungkapan rasa syukur atas lahirnya Nabi Muhammad sebagai pencerah dan pemberi jalan petunjuk untuk keselamatan manusia berupa ajaran Islam.
3. Endog-endogan di Banyuwangi
Endog dalam bahasa Jawa artinya telur. Ya, tradisi ini menggunakan telur untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad.
Cangkang telur dihias dengan menarik dan ditancapkan ke batang pisang yang juga dihias. Telur-telur yang sudah direbus itu lantas diarak keliling kampung dan selanjutnya dibagikan kepada warga sekitar. Tradisi itu juga diiringi dengan pembacaan selawat, barzanji, dan zikir serta doa-doa.
Baca tradisi Rebu'en di Probolinggo hingga Sebar Koin di Madiun dan Kediri pada halaman selanjutnya
(hse/sun)