Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menjadi momen penuh makna bagi umat Islam di berbagai daerah, tak terkecuali di Probolinggo. Selain diisi dengan lantunan salawat dan doa bersama, masyarakat di sejumlah wilayah di Probolinggo memiliki cara unik mengekspresikan kecintaan kepada Nabi Muhammad.
Berbagai tradisi khas ini menjadi daya tarik tersendiri karena dikemas dengan nuansa budaya lokal yang kental sekaligus sarat nilai kebersamaan. Di setiap daerah, tradisi Maulid Nabi dilaksanakan dengan bentuk dan ciri khas yang berbeda.
Ada yang menampilkan festival meriah dengan karnaval dan lomba, ada pula yang melaksanakan tradisi berebut makanan hingga peralatan dapur, bahkan ada yang menyusun perahu penuh buah sebagai simbol keberkahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3 Tradisi Maulid Nabi di Probolinggo
Beragam tradisi Maulid Nabi di Probolinggo menunjukkan bahwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi momen religius, tetapi juga ruang kebersamaan, silaturahmi, dan ungkapan cinta umat kepada Rasulullah.
Dari festival meriah di Kraksaan, grebek penuh berkah di Padepokan Kalimosodo, hingga perahu buah di Desa Pegalangan Kidul, semuanya mencerminkan kekayaan budaya Islam Nusantara yang tetap hidup hingga kini. Berikut tiga tradisi unik Maulid Nabi di Probolinggo yang rutin digelar masyarakat setempat.
1. Festival Sidomukti Amolod di Kraksaan
Di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, peringatan Maulid Nabi digelar meriah dalam acara Sidomukti Amolod Festival. Tak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan, festival ini juga menghadirkan karnaval budaya, lomba, hingga pertunjukan seni.
Pada hari pertama, acara biasanya dibuka dengan penampilan drumband, dilanjutkan tari gili sholawat, serta lomba Diba'iyah yang diikuti seluruh RW di Sidomukti. Tradisi ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut dan menjadi ajang kebersamaan warga.
Kehadiran festival ini juga mencerminkan bagaimana perayaan Maulid Nabi di Probolinggo mampu berpadu dengan kreativitas budaya, sehingga menjadi daya tarik baik bagi masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar daerah.
2. Grebek Maulid Nabi di Padepokan Kalimosodo
![]() |
Tradisi lain yang tak kalah menarik adalah Grebek Maulid Nabi di Padepokan Kalimosodo Wali Songo, Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Dirangkum dari detikJatim, dalam tradisi ini, masyarakat berebut aneka barang yang digantung.
Mulai dari makanan, buah-buahan, sayuran, uang, hingga peralatan dapur. Menariknya, tradisi ini diikuti bukan hanya kaum laki-laki, tetapi juga emak-emak hingga anak-anak. Sebelum acara rebutan dimulai, para jemaah terlebih dahulu bersalawat dan berdoa bersama.
Setelah doa selesai, barulah warga serentak berebut barang yang diyakini membawa keberkahan. Menurut pengasuh Padepokan, Ustaz Ahmad Kusnadi, tradisi ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan doa agar masyarakat tetap damai serta rukun.
3. Perahu Buah di Desa Pegalangan Kidul
Melansir NU Online, di Desa Pegalangan Kidul, Kecamatan Maron, tradisi Maulid Nabi digelar dengan cara unik, yakni menghadirkan perahu besar berisi aneka buah. Perahu kayu tersebut tidak diletakkan di sungai, melainkan di halaman rumah Habib Reza, yang menjadi pusat acara.
Ratusan warga dari berbagai kalangan hadir untuk mengikuti perayaan ini sejak ba'da Magrib hingga malam hari. Setelah rangkaian acara keagamaan selesai, buah-buahan dari perahu tersebut dibagikan dengan cara direbut oleh warga.
Tak hanya buah, tuan rumah juga menaburkan uang yang disebut uang barokah Maulid Nabi. Meski suasana rebutan penuh semangat, tradisi ini berlangsung damai tanpa pertengkaran, karena warga meyakini yang mereka perebutkan bukan sekadar buah, melainkan berkah dan syafaat dari perayaan Maulid Nabi Muhammad.
Tradisi-tradisi ini menjadi pengingat bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW tentang persaudaraan, keberkahan, dan kasih sayang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk perayaan yang penuh makna dan kebersamaan.
(ihc/irb)